Senin 07 Feb 2022 16:20 WIB

Jika Uji Klinik Lancar, EUA Vaksin Merah Putih Unair Keluar Juli

Vaksin Merah Putih Unair digarap bersama PT Biotis.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukit0 memperkirakan EUA vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis akan keluar.
Foto: NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukit0 memperkirakan EUA vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis akan keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan persetujuan pelaksanaan uji klinik terhadap vaksin Merah Putih hari ini. Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, mengatakan jika uji klinik berjalan lancar maka penerbitan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat atau emergency use authorization (EUA) Vaksin Merah Putih akan dikeluarkan pada Juli mendatang.

"Diperkirakan sekitar bulan Juli akan diberikan use authorization-nya apabila uji klinik berjalan dengan baik fase 1 dan 2 kemudian dilanjutkan fase 3 sekitar bulan April yang akan diperkirakan akan selesai bulan Juli," kata Penny dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Vaksin Merah Putih yang dimaksud merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Penny mengatakan BPOM juga akan mendampingi dalam membangun fasilitas produksi di industri farmasi Biotis, tempat yang akan memproduksi vaksin Merah Putih apabila sudah mendapatkan EUA nantinya.

Selain itu, Penny juga mengungkapkan ada beberapa lagi vaksin yang sedang dikembangkan di dalam negeri, yaitu kolaborasi Biofarma dengan Baylor College of Medicine. Vaksin yang dikembangkan oleh Biofarma tersebut saat ini juga sedang dalam proses uji klinik.

"Kemudian ada vaksin mRNA kerja sama PT Etana ini juga sedang proses uji klinik fase 3 di beberapa di rumah sakit Indonesia dan persiapan daripada fasilitas produksinya dalam rangka transfer technology untuk mRNA," ujarnya.

Terakhir adalah vaksin Zivifax dengan PT Jbio Anhui. Penny mengatakan vaksin tersebut ini juga akan menyediakan fasilitas produksi sendiri di dalam negeri.

"Jadi pada intinya pendampingan yang dilakukan Badan POM adalah kami tentunya mendampingi terkait dengan kapasitasnya baik sumber daya manusianya, ekosistemnya termasuk juga memberikan konsultasi untuk penyusunan protokol dan disamping juga tadi kami sampaikan dikaitkan dengan pendampingan pendampingan secara teknis terhadap pengembangan dan juga fasilitas produksinya," jelasnya.

Penny juga menyebut bahwa saat ini total BPOM telah mengeluarkan EUA untuk 13 jenis vaksin. Kemudian BPOM juga sudah mengeluarkan EUA untuk 6 vaksin booster, serta EUA untuk empat obat terapi Covid-19.

 

"Yang terakhir adalah molnupiravir untuk pengobatan untuk gejala ringan dan sedang saya kira ini adalah obat untuk Covid-19 yang terbaru dan tentunya memberikan keamanan yang juga baik," ujarnya.

Sebelumnya, peneliti utama klinik vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Dominicus Husada, Sabtu (5/2) mengatakan uji klinis fase 1 vaksin Merah Putih akan dimulai pada 9 Februari 2022. Sejumlah persiapan uji klinis tengah dilakukan, khususnya menyiapkan relawan yang bersedia untuk mengikuti uji klinis fase pertama. Pada fase pertama, pihaknya menyiapkan 90 orang peserta dengan rentang usia 18 tahun keatas untuk diberikan penyuntikan dosis vaksin merah putih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement