Rabu 09 Feb 2022 20:23 WIB

Shimon Hayut Alias Simon Leviev The Tinder Swindler Diblokir Permanen dari Aplikasi Kencan

Film dokumenter baru Netflix mengungkap modus penipuan terhadap perempuan di Tinder.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Penipu di Tinder, Simon Leviev (kiri) saat ditangkap di Athena, Yunani, 1 July 2019. Pria yang menjadi bahasan dalam film dokumenter Netflix Tinder Swindler ini telah diblokir permanen dari aplikasi kencan.
Foto: EPA
Penipu di Tinder, Simon Leviev (kiri) saat ditangkap di Athena, Yunani, 1 July 2019. Pria yang menjadi bahasan dalam film dokumenter Netflix Tinder Swindler ini telah diblokir permanen dari aplikasi kencan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria yang diulas dalam film dokumenter Netflix The Tinder Swindler tidak akan bisa lagi beraksi di aplikasi kencan. Tinder telah mengumumkan bahwa pihaknya sudah memblokir Shimon Hayut.

"Kami telah melakukan penyelidikan internal dan dapat mengonfirmasi bahwa Simon Leviev tidak lagi aktif di Tinder dengan nama aliasnya yang diketahui," kata Tinder dalam sebuah pernyataan kepada Variety, Jumat (4/2/2022).

Baca Juga

Aplikasi kencan itu kembali menyuarakan larangan tersebut dalam sebuah pernyataan kepada E! News Senin lalu. Pihaknya melarang Simon Leviev dan semua aliasnya yang diketahui segera setelah kisah tindakannya dipublikasikan pada 2019.

"Dia secara permanen dilarang dari Tinder," kata seorang juru bicara.

Menjelang rilis film dokumenter Netflix, menurut juru bicara Tinder, pihaknya melakukan penyelidikan internal tambahan. Mereka pun mengonfirmasikan bahwa Simon Leviev tidak aktif di Tinder dengan nama aliasnya yang diketahui.

Tinder Swindler yang tayang perdana pada 2 Februari 2022 menampilkan wawancara dengan beberapa perempuan yang mengklaim bahwa mereka ditipu ratusan ribu dolar oleh Shimon. Dia berpura-pura menjadi putra raja berlian Rusia-Israel, Levi Leviev, penduduk asli Bnei Brak, Israel, dan memikat perempuan dengan kencan pertama yang mewah.

Jurus berikutnya ialah memberi tahu teman kencannya bahwa dia menerima ancaman dari musuh yang kejam di industri berlian. Ujungnya, Shimon memelas dan mengatakan bahwa nyawanya terancam.

Shimon lalu meminta para perempuan itu untuk membuka kartu kredit atas nama mereka dan memberikan kartu itu padanya. Sebab, dia tidak dapat menggunakan kartunya sendiri demi keamanan.

Menurut Polisi Israel dan Interpol, Shimon telah menipu banyak perempuan hingga ribuan dolar. Surat kabar Israel Haaretz menyatakan bahwa Shimon sebelumnya dihukum karena menipu tiga perempuan Finlandia dan menjalani hukuman tiga tahun penjara sebelum dibebaskan dengan jaminan dan menghilang pada 2017.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement