Kamis 24 Feb 2022 16:06 WIB

WHO Umumkan Tren Penurunan Kasus Covid-19, Inikah Tanda Akhir Pandemi?

Kasus Covid-19 turun tiga minggu berturut, sejumlah negara akhiri fase akut pandemi.

Red: Andri Saubani
Seorang sopir ambulans mengangkat jempolnya usai mengangkut pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (23/2/2022). WHO mengumumkan terjadinya tren penurunan kasus Covid-19 secara global pada pekan ini.
Foto:

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia juga mengungkapkan, bahwa dalam sepekan terakhir, terjadi tren penurunan kasus konfirmasi positif Covid-19. Bahkan, saat ini angka konfirmasi sudah di bawah puncak kasus varian Delta.

"Hasil pemantauan Kemenkes menunjukkan terjadinya tren penurunan angka konfirmasi kasus harian secara nasional, sejak sempat mencapai kasus tertinggi yaitu pada angka 64.718 di hari Rabu 16 Februari, dan sejak itu angka konfirmasi positif terus menurun hingga Senin kemarin dilaporkan sebanyak 34 ribu," kata Nadia di Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Selain itu, menurut Nadia, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit pun saat ini tidak banyak. Secara nasional jumlah pasien yang dirawat saat ni adalah 36.488 orang atau terpakai 38 persen dari kapasitas yang tersedia.

 

Untuk angka laju penularan atau positivity rate Covid-19 secara nasional juga terus menurun hingga 17,7 persen. Nadia juga mengungkapkan angka positivity rate di sejumlah daerah, seperti di DKI Jakarta yang saat ini 23,8 persen, dan Banten 22,3 persen.

"Angka ini juga berkorelasi dengan tren penurunan angka konfirmasi kasus harian di sejumlah daerah," tutur Nadia.

Meski kasus Covid-19 pada tren penurunan sepekan terakhir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, Indonesia tak akan latah mengikuti kebijakan pelonggaran pembatasan sosial negara-negara lain di dunia.

“Meskipun beberapa negara lain sudah memberlakukan kebijakan pelonggaran untuk transisi endemi seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura, namun kita tidak perlu latah ikut-ikutan seperti negara tersebut,” jelas Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden, Senin (21/2/2022).

Luhut menegaskan, pemerintah akan melakukan transisi menuju endemi secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut berdasarkan data indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya. Selain itu, pemerintah juga akan terus menerapkan prinsip kehati-hatian.

Ia menyampaikan, pemerintah menggunakan prakondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan beberapa indikator. Yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, kapasitas respon fasilitas kesehatan yang memadai, maupun menggunakan surveilans aktif.

“Selain itu, prakondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten,” tambah Luhut.

Luhut menyebut, konsep kriteria dan indikator pandemi ke endemi ini masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya. Ia pun menekankan, untuk bisa mencapai transisi dari pandemi ke endemi, pemerintah perlu mempercepat capaian vaksinasi dosis kedua dan booster, utamanya bagi para lansia.

Karena itu, pemerintah meminta daerah agar terus aktif mensosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksin booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

“Saya juga meminta masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga ataupun yang sudah divaksinasi lengkap dalam rentang waktu enam bulan dapat langsung mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan,” jelas dia.

 

photo
Infografis 6 Hal yang Harus Dilakukan Saat Positif Omicron - (republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement