Kamis 03 Mar 2022 07:03 WIB

Warner Bros Hingga Disney Hentikan Rilis Film di Bioskop Rusia

Disney bahkan menunda perilisan film animasi Pixar Rusia 'Turning Red'.

Rep: Mabruroh/ Red: Nora Azizah
Warner Bros, Disney dan Sony telah menghentikan perilisan film di bioskop Rusia, setelah invasi ke Ukraina.
Foto: www.freepik.com
Warner Bros, Disney dan Sony telah menghentikan perilisan film di bioskop Rusia, setelah invasi ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Warner Bros, Disney dan Sony telah menghentikan perilisan film di bioskop Rusia, setelah invasi ke Ukraina. Pengumuman itu berarti perilisan film-film besar The Batman, Turning Red dan Morbius sekarang tidak akan berjalan sesuai jadwal di negara tersebut.

Keputusan tersebut terjadi ketika pemerintah di seluruh dunia telah meningkatkan sanksi mereka terhadap Moskow. Dalam beberapa hari terakhir, perusahaan global, termasuk pembuat mobil dan raksasa energi, telah memutuskan hubungan bisnis dengan Rusia. Film blockbuster Warner Bros The Batman harusnya dirilis di Rusia pada Jumat.

Baca Juga

"Mengingat krisis kemanusiaan di Ukraina, WarnerMedia menghentikan perilisan film 'The Batman' di Rusia," kata seorang juru bicara dilansir dari Saudi Gazette, Kamis (1/3/2022).

Sementara itu, Disney telah menunda rilis film animasi Pixar Rusia, Turning Red. 

"Mengingat invasi tak beralasan ke Ukraina dan krisis kemanusiaan yang tragis, kami menghentikan rilis teater film di Rusia," kata pihak Disney dalam sebuah pernyataan. 

Raksasa hiburan itu menambahkan bahwa mereka akan bekerja dengan organisasi non-pemerintahnya untuk memberikan bantuan mendesak dan bantuan kemanusiaan lainnya kepada para pengungsi.

Sony juga telah menghentikan rilis adaptasi Marvel Morbius di negara tersebut. “Mengingat aksi militer yang sedang berlangsung di Ukraina dan ketidakpastian serta krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah itu, kami akan menghentikan rilis teater yang kami rencanakan di Rusia," kata seorang juru bicara kepada BBC

Sementara itu, Netflix mengatakan bahwa mereka tidak akan mematuhi aturan baru Rusia untuk membawa saluran yang didukung negara. 

"Mengingat situasi saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menambahkan saluran ini ke layanan kami," kata juru bicara Netflix. 

Platform teknologi Twitter dan Facebook juga telah bergerak untuk membatasi keberadaan informasi outlet berita yang didukung negara Rusia di platform mereka karena ini telah dituduh menyebarkan informasi yang salah tentang invasi Rusia ke Ukraina. 

Meta, yang memiliki Facebook, mengatakan akan membatasi akses di Uni Eropa ke media milik negara RT dan Sputnik. Twitter juga mengatakan akan menambahkan peringatan ke tweet yang membagikan tautan ke media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement