Kamis 24 Mar 2022 18:43 WIB

Komisi I DPR Sepakati Penjualan KRI Teluk Sampit 515

Nilai perolehan penjualan kapal eks KRI Teluk Sampit 515 sebesar Rp 173.966.007.672.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (kiri) berbincang Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari (kanan). Komisi I DPR menyepakati penjualan kapal eks KRI Teluk Sampit 515.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/tom.
Ilustrasi. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (kiri) berbincang Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari (kanan). Komisi I DPR menyepakati penjualan kapal eks KRI Teluk Sampit 515.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR menyepakati penjualan kapal eks KRI Teluk Sampit 515. Keputusan tersebut diambil dalam rapat kerja bersama Wakil Menteri Pertahanan M Herindra, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono.

"Menyetujui usulan penjualan kapal eks KRI Teluk Sampit 515 pada Kementerian Pertahanan sesuai dengan surat presiden RI nomor R-57/Pres/12/2021," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari dalam rapat kerja dengan pemerintah, Kamis (24/3).

Baca Juga

Nilai perolehan penjualan kapal eks KRI Teluk Sampit 515 sebesar Rp 173.966.007.672. Penjualan kapal tersebut disebutnya tak mempengaruhi tugas, fungsi, dan tanggung jawab dari TNI AL.

"Bangunan kapal, plafon, anjungan, dan geladak dalam kondisi rusak berat dan tidak layak pakai. Kedua, gambar menampilkan ruang mesin dengan kondisi rusak berat, semua sudah keropos ini," ujar Herindra.

Sebelumnya, Komisi I DPR juga telh menggelar rapat kerja dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono. Rapat tersebut menyetujui penjualan kapal eks KRI Teluk Mandar 514 dan eks KRI Teluk Penyu 513.

"Setelah mendengarkan penjelasan Menhan, Menkeu, KSAL, Komisi I DPR RI memutuskan menyetujui usulan penjualan kapal eks KRI Teluk Mandar 514 dan KRI Teluk Penyu 513," ujar Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid yang kemudian mengetuk palu, Kamis (27/1).

Sebelum persetujuan tersebut, Prabowo menjelaskan bahwa ada lima alasan penjualan KRI Teluk Mandar 514 dan KRI Teluk Penyu 513. Poin a, Prabowo menjelaskan bahwa dua eks KRI tersebut secara teknis kondisi materialnya sudah tidak layak digunakan akibat dari banyaknya bagian kapal yang sudah keropos.

"B, permesinan kelistrikan, peralatan navigasi komunikasi, dan instrumen di anjungan sudah tidak bisa digunakan lagi," ujar Prabowo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement