Selasa 19 Apr 2022 15:09 WIB

Pertemuan Pemimpin Keuangan Dunia Antisipasi Krisis Pangan Global

Krisis pangan global merupakan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Warga membonceng di belakang kemudi usai berbelanja di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (18/4/2022). Sejumlah pemimpin keuangan global melakukan pertemuan membahas krisis pangan global yang salah satunya disebabkan oleh invas Rusia ke Ukraina.
Foto:

Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Rabu (13/4/2022) menyerukan tindakan mendesak dan terkoordinasi terkait ketahanan pangan, dan mengimbau negara-negara untuk menghindari pelarangan ekspor makanan atau pupuk. Dalam pernyataan bersama, para pemimpin keempat lembaga tersebut memperingatkan bahwa perang di Ukraina menambah tekanan yang ada dari krisis COVID-19, perubahan iklim, dan meningkatnya kerapuhan dan konflik, yang mengancam jutaan orang di seluruh dunia.

Kenaikan tajam harga-harga bahan pokok dan kekurangan pasokan memicu tekanan pada rumah tangga, kata mereka. Ancaman terbesar terjadi di negara-negara termiskin, tetapi kerentanan juga meningkat pesat di negara-negara berpenghasilan menengah, yang menampung sebagian besar orang miskin di dunia.

Krisis yang semakin parah dapat memicu ketegangan sosial di banyak negara yang terkena dampak, terutama yang sudah rapuh atau terkena dampak konflik, mereka memperingatkan. 

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Presiden Bank Dunia David Malpass, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) David Beasley dan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengeluarkan pernyataan bersama mereka menjelang Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia minggu depan. Mereka mengatakan kenaikan harga pangan diperparah oleh peningkatan dramatis dalam biaya gas alam, bahan utama pupuk nitrogen, yang dapat mengancam produksi pangan di banyak negara.

 

"Melonjaknya harga pupuk bersama dengan pemotongan signifikan dalam pasokan global memiliki implikasi penting bagi produksi pangan di sebagian besar negara, termasuk produsen dan eksportir utama, yang sangat bergantung pada impor pupuk," kata mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement