REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Pertempuran antara pasukan pemerintah dengan pemberontak M23 di wilayah timur Republik Demokratik Kongo selama satu pekan terakhir memaksa 72 ribu orang lebih mengungsi. Data ini berdasarkan penghitungan PBB.
Pemberontak M23 yang mengklaim mewakili kepentingan suku Tutsi di Kongo timur menggelar serangan terbesar sejak pemberontakan 2012-2013. Mereka berhasil merebut banyak daerah-daerah pedesaan.
Terjadi baku tembak di daerah sekitar 20 kilometer dari Kota Goma, timur Kongo. Pemberontak sempat menguasai pangkalan tentara besar di wilayah tersebut.
Pada Jumat (27/5/2022) kemarin Badan Pengungsi PBB mengatakan 72 ribu orang telah mengungsi sekitar 7.000 di antaranya menyeberang ke negara tetangga Uganda. Sementara yang lainnya menuju Goma atau tinggal di tempat penampungan sementara yang dibangun pengungsi erupsi gunung vulkanik tahun lalu.
Kongo Timur telah mengalami konflik berkepanjangan sejak tahun 1996. Ketika negara tetangganya termasuk Rwanda mengejar orang-orang bersenjata dari suku Hutu yang berpartisipasi dalam genosida Rwanda tahun 1994.
PBB mencatat sebanyak 5,6 juta warga Kongo mengungsi di dalam negeri. Tertinggi di antara negara-negara Afrika. Sebanyak 1,9 juta di antaranya di Kivu Utara, provinsi yang dilanda pertempuran.