Rabu 08 Jun 2022 08:47 WIB

Ini Alasan Hanung Bramantyo Berikan Karakter Jahat untuk Fedi Nuril

Hanung Bramantyo berikan karakter jahat Aswatama pada aktor Fedi Nuril.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Sutradara film Satria Dewa Gatotkaca, Hanung Bramantyo.
Foto: Surya Dinata/RepublikaTV
Sutradara film Satria Dewa Gatotkaca, Hanung Bramantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film “Satria Dewa: Gatotkaca” telah diputar secara terbatas untuk media (press screening), sebelum akhirnya dirilis serentak 9 Juni mendatang. Lewat film ini, Hanung Bramantyo selaku sutradara tidak hanya mencoba membangkitkan karakter superhero lokal, namun juga ingin mencoba mengubah stereotip tentang jahat dan baik.

Hanung mengatakan bahwa di cerita-cerita pewayangan, para Kurawa (penjahat) kerap digambarkan dengan sosok wayang dengan wajah seram, buruk rupa, dan galak. Sementara Pandawa (sosok baik) digambarkan dengan sosok wayang yang tampan, berseri, dan bagus rupanya.

Baca Juga

Stereotipe inilah yang ingin diubah dengan menggaet Fedi Nuril sebagai Aswatama. Seperti diketahui, Fedi Nuril telah populer dengan image sebagai pemeran baik dan taat beragama. Namun di film ini musuh utama para Pandawa di film “Satria Dewa: Gatotkaca”.

“Saya ingin kita semua itu melihat hitam dan putih itu secara gamblang. Jangan menggeneralisir yang hitam selalu jahat, yang jelek dan serem gambaran preman, enggak. Karena toh banyak juga yang terlihat baik, rapi, sopan tapi dia sifatnya seperti monster,” kata Hanung dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Senin lalu.

Selain itu di film “Satria Dewa: Gatotkaca” juga dijelaskan bagaimana gen Kurawa tidak selamanya berbuat jahat, begitupun Pandawa tidak selamanya berbuat baik. Dan konsep ini, kata Hanung, sebetulnya sesuai dengan keadaan manusia.

“Kita pasti pernah mengalami momen di mana kita datang ke satu tempat yang dikira berbahaya dan banyak jahat tapi kita malah menemukan orang baik. Begitu juga sebaliknya,” kata Hanung.

Sementara itu, Fedi Nuril sendiri mengaku sangat tertantang ketika ditawarkan bermain sebagai Aswatama di film arahan Hanung. Karena secara karakter, sosok Aswatama ini bukan peran yang identik dengannya.

“Saya ditawari main di Gatotkaca sama Mas Hanung, dan tambah kaget lagi saat nawarin jadi Aswatama. Awalnya ragu bisa atau enggak, tapi ini juga baik untuk keaktoran saya, bisa jadi pengalaman baru,” kata Fedi.

Ia juga berharap kehadirannya di film “Satria Dewa: Gatotkaca” bisa memberi warna tersendiri bagi film berdurasi 129 menit tersebut. Penonton juga diharapkan bisa menangkap pesan yang hendak disampaikan dalam setiap adegannya.

“Tujuannya ingin menolak stereotip. Jadi biarkan penonton yang menilai, karakter ini jahat atau enggak begitu,” kata Fedi.

Film “Satria Dewa: Gatotkaca” akan mengikuti kisah Yudha (Rizky Nazar) yang memiliki gen Gatotkaca dan hendak melawan para Kurawa yang terus membasmi para Pandawa. Dalam menjalankan misi penyelamatan para Pandawa, Yudha didampingi Agni dan Dananjaya (Omar Daniel).

Selain mereka, film superhero yang diadaptasi dari kisah Mahabarata ini menghadirkan sederet aktor dan bintang termasuk Jerome Kurnia, Yati Surachman, Edward Akbar, Cecep Arif Rahman, Yayan Ruhian, Zsa Zsa Utari, Ali Fikri hingga Fedi Nuril. Film “Satria Dewa: Gatotkaca” mendapatkan rating semua umur, sehingga bisa menjadi pilihan tontonan untuk keluarga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement