REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang berencana memberikan bantuan pada Afghanistan untuk bencana gempa yang menewaskan 1.000 orang lebih. Hal ini disampaikan juru bicara pemerintah Jepang, Kamis (23/6/2022).
Dalam konferensi pers mingguan Deputi Kepala Menteri Kabinet Seiji Kihara mengatakan pemerintah Jepang sedang mengkoordinasikan langkah untuk "segera menyediakan bantuan yang dibutuhkan. Negeri Sakura juga akan mengases situasi untuk mengetahui apa yang diperlukan warga setempat.
Sebelumnya dilaporkan Taliban meminta bantuan lembaga internasional atas mengatasi krisis gempa berkekuatan 6,1 skala ritcher itu adalah yang paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade. Gempa juga melukai sekitar 1.500 orang.
Pihak berwenang mengatakan, jumlah korban tewas maupun luka diperkirakan bertambah. Pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzadah, yang hampir tidak pernah muncul di depan umum, memohon kepada masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk membantu orang-orang Afghanistan yang terkena dampak tragedi besar ini.
Di Ibu Kota Kabul, Perdana Menteri Mohammad Hassan Akhund mengadakan, pertemuan darurat di istana presiden. Wakil Menteri untuk Penanggulangan Bencana di bawah pemerintahan Taliban, Sharafuddin Muslim, mengatakan, Afghanistan membutuhkan bantuan dari negara lain untuk mengatasi bencana gempa ini. Dia mengakui bahwa, keterasingan penguasa Taliban dari dunia internasional membuat mereka sulit untuk menangani bencana ini.
“Ketika insiden besar seperti itu terjadi di negara mana pun, ada kebutuhan untuk bantuan dari negara lain. Sangat sulit bagi kami untuk dapat menanggapi insiden besar ini," ujar Muslim.