REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mulai mewaspadai kenaikan jumlah pengemis menjelang datangnya Ramadhan. Untuk itu pihaknya akan mengantisipasi kedatangannya dengan patroli rutin.
"Petugas juga akan menjaga disejumlah titik yang dinilai rawan menjadi tempat pengemis," kata Kepala Satpol PP Kota Depok Gandara Budiana di Depok, Jumat (22/7).
Ia mengatakan daerah yang rawan menjadi tempat pengemis yaitu daerah keramaian seperti terminal bus dan stasiun kereta api. Lalu untuk sejumlah jalan yang biasanya menjadi tempat mangkal adalah lampu merah Jalan Margonda, Jalan Siliwangi, Jalan Dewi Sartika, Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Juanda dan lingkar Universitas Indonesia (UI).
"Biasanya mereka juga ramai ditempat daerah perbatasan," katanya. Pihaknya akan rutin berpatroli jika kedapatan pengemis maka akan segera menertibkannya dengan memulangkan kedaerah asal ataupun ke panti rehabilitasi.
Gandara menilai hingga saat ini memnag belum terjadi lonjakan jumlah pengemis. Ini berdasarkan patauan sejumlah petugas Satpol PP. "Mungkin saja minggu depan mulai ramai untuk itu kami akan mengantisipasinya," ujarnya.
Ia menilai kehadiran pengemis menimbulkan ketidaknyamanan warga Depok karena aktivitsanya terganggu oleh para pengemis.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Depok Abdul Haris mengatakan, belum adanya peraturan daerah (perda) yang melarang pemberian uang kepada pengemis menjadikan Depok sebagai kota tujuan para pengemis musiman. "Kami tak ingin pengemis musiman masuk ke Depok ini tentunya akan menambah permasalahan," ujarnya.
Ia mengatakan jika ada pengemis yang terjaring maka pengemis tersebut akan dikembalikan ke daerah asalnya atau dikirim ke panti rehabilitasi atau rumah singgah yang ada di Depok.
Haris berharap pemerintah daerah asal pengemis melakukan kontrol terhadap warganya agar mereka tidak menjadi pengemis di daerah lain.