REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 Bulungan dan SMAN 6 menggelar aksi damai, Sabtu (29/10). "Program persahabatan ini dimotori alumni 70 dan 6," ujar Kepala SMAN 70 Bulungan, Sudirman Bur.
Selain program persahabatan, SMAN 70 melakukan koordinasi intensif dengan Polsek Kebayoran Baru dan Polres Jakarta Selatan. Pantauan di lapangan, polisi tampak selalu berjaga di depan masing-masing sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan antara kedua belah pihak.
“Selama proses belajar-mengajar, kami hindari adanya kekosongan jam pelajaran,” ujar Sudirman. Caranya yaitu dengan menerapkan sistem infal bagi guru yang tidak hadir. Ketika jam istirahat, pihak sekolah melakukan piket secara bergantian di setiap, kantin, toilet, dan lapangan. Kantin merupakan salah satu tempat bullying dilakukan. Korban bullying adalah siswa-siswa kelas 10 dengan siswa 12 sebagai pelaku.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, ada tim yang melakukan pemantauan. Tim pemantauan adalah pembina ekstrakurikuler dan tim piket kesiswaan. Pemantauan dilakukan sampai acara ekstrakurikuler selesai.
“Siswa yang bermasalah akan dibina,” ujar dia. Orang tua dari siswa tersebut akan dipanggil untuk dapat menemukan solusi agar siswa tidak mengulangi tindakan yang sama.