REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK LABU -- Sekitar sepuluh pekerja masih melakukan pembongkaran tanggul yang diduga sebagai penyebab banjir di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (2/11). Dua alat berat juga diturunkan untuk mempercepat pembongkaran tanggul.
Komandan Pangkalan Marinir Jakarta Kolonel Hardimo berharap pembongkaran ini bisa selesai secepatnya. Pembongkaran tanggul, kata Hardimo, untuk kepentingan bersama dan merupakan solusi untuk banjir yang merendam perumahan warga.
Sebelumnya, sekitar 500 marinir pada Selasa (1/11) juga bergotong-royong membongkar tanggul. Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin mengatakan permasalahan muncul lantaran batas lahan yang tidak jelas.
Menurutnya, beberapa warga yang datang dan bermukim di sekitar Kali berimbas pada banyaknya sampah rumah tangga yang kemudian menghambat arus sungai. "Kami tidak membangun apapun di tepi sungai. Justru warga yang membangun rumah di tepi sungai. Perumahan juga dapat meningkatkan volume sampah, jadi itu juga menghambat arus sungai," ujarnya.
Ketika membangun pemukiman, menurut Alfan, warga tidak membangun wilayahnya dengan baik. Sebelumnya kita juga pernah meminta warga untuk merelokasi pemukimannya, karena itu berdiri di atas tanah yang rawan. Namun belum ada harga yang disepakati antara kita dan warga," ujar Alfan.
Tokoh masyarakat, Rafael Tokan (70 tahun), menyangkal wargalah yang menyebabkan banjir besar kali ini. "Selama dua puluh tahun, warga sudah berada di pinggiran kali, belum pernah ada banjir seperti ini. Tolong, tegur itu marinir, bongkar sepenuhnya tanggul tersebut," ujar pria berjanggut putih itu.
Adapun Ketua RT 11/ RW 03, Sugiono menyangsikan pembongkaran itu bisa selesai dengan cepat. "Bisa-bisa selesainya seminggu atau sebulan malahan," ujarnya sambil melepas topi yang dipakainya.