Selasa 06 Dec 2011 19:08 WIB

Operasional Feeder Bus Transjakarta Hanya Pemborosan

Rep: Nawang Fatma Putri/ Red: Chairul Akhmad
Feeder Busway
Foto: 108csr.com
Feeder Busway

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Operasional Feeder Transjakarta sepertinya hanya merupakan pemborosan. Bagaimana tidak? Hampir tiga bulan beroperasi usai diluncurkan Rabu (28/9) lalu, angkutan yang berfungsi sebagai bus pengumpan ini masih sepi peminat.

Menurut Pengamat Tata Kota dan Transportasi, Yayat Supriyatna, tidak efektifnya operasional feeder ini membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Badan Layanan Umum (BLU) harus segera melakukan evaluasi.

Sepinya penumpang disebabkan karena rute yang ditelah didesain dari awal tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Yang jelas harus dilakukan perubahan rute. Terdapat kesalahan di desain awal operasional bus pengumpan ini," ujar Yayat, Selasa (6/12).

Menurut Yayat, selain rute yang tak tak sesuai, sosialisasi yang dilakukan untuk mengenalkan feeder Transjakarta ke penumpang atau masyarakat Jakarta dinilai masih sangat kurang. Waktu kedatangan feeder ini pun sama sekali tak jelas. "Karena waktu kedatangannya yang tidak jelas, masyarakat jadi lebih memilih jalan kaki ke halte bus Transjakarta terdekat, daripada nunggu feeder," katanya.

Tak hanya itu, Yayat juga mengatakan, tarif yang selama ini diberlakukan untuk bus Transjakarta sebesar Rp 6.500 terlalu mahal. Masyarakat pun akan cenderung lebih memilih naik ojek ke halte terdekat, dibanding harus menggunakan feeder.

"Operasionalnya merupakan pemborosan, karena pemasukan yang diterima tak sesuai dengan biaya operasionalnya. Jika tak mau dinilai hanya menghabis-habiskan biaya saja, sebaiknya sistem atau manajemen operasionalnya diperiksa kembali dan dievaluasi," kata Yayat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement