Senin 19 Dec 2011 09:14 WIB

Awas, Air Isi Ulang Berbakteri!

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Chairul Akhmad
Depo air isi ulang (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Depo air isi ulang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BATU CEPER – Masyarakat sebaiknya mulai berhati-hati dalam mengonsumsi air minum isi ulang. Pasalnya, dalam uji laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang ditemukan hasil yang mengejutkan.

Dari sampel air isi ulang yang diambil tim Dinkes di Pondok Pesantren Assiddiqiyah, Jalan KH. Kilin PAP II, Batu Jaya, Batu Ceper, Kota Tangerang positif mengandung bakteri Escherichia coli (E-coli). Pengambilan sampel dilakukan oleh tim yang terdiri dari 10 orang dari bagian Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pengawas Obat dan Makanan dan Pengamatan Penyakit dan Imunisasi.

"Kami mengambil sampel dari jajanan anak, seperti es mambo, es teh, termasuk air isi ulang yang dikonsumsi santri," kata Kepala Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Suhardiman.

Suhardiman mengatakan belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan munculnya bakteri tersebut. Bakteri yang merupakan biang keladi penyebab diare tersebut muncul karena kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Menurutnya, kondisi sanitasi di lingkungan pesantren memang kurang diperhatikan.

Salah satu pengajar di pesantren tersebut yang menolak disebutkan namanya mengatakan pihaknya belum menerima pemberitahuan hasil laboratorium dari Dinkes. Namun, ia tidak yakin dan menampik jika dinyatakan bahwa air isi ulang di pesantrennya mengandung bakteri E-coli.

Para santri di pesantren tersebut menggunakan air isi ulang untuk minum, sebab air tanah di lingkungan pesantren kuning dan memutih jika dimasak. Mereka biasanya membeli air isi ulang di tempat air isi ulang milik koperasi pesantren. Letaknya tak jauh dari pesantren.

Penjaga tempat isi ulang tersebut Nur Muhammad mengatakan para santri biasa membeli air isi ulang dengan cara patungan. "Tiga hari sekali mereka beli dua galon," katanya, Jumat (16/12).

Selain para santri, air isi ulang tersebut juga digunakan oleh beberapa warung yang berjualan makanan di dalam pesantren. Nur mengatakan, air isi ulang yang dijualnya berasal dari Gunung Salak, Bogor. Dalam satu hari, ia mampu menjual sekitar 50 galon air isi ulang.

Sebelumnya, pekan lalu, sebanyak 104 santri Pondok Pesantren Assidiqiyah di Batu Ceper, Kota Tangerang mengalami pusing, diare dan mual pada Rabu (7/12). Menurut para santri, gejala tersebut mulai dirasakan para santri usai mengkonsumsi jajanan berupa es yang mereka beli di kantin pesantren dan pedagang di sekitar pesantren. Kini, kondisi semua santri telah pulih dan mereka sudah mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement