Senin 26 Dec 2011 19:53 WIB

Foke dan Prijanto tak Akur, Ini Buktinya

Rep: Nawang Fatma/ Red: Stevy Maradona
Spanduk Foke dan Prijanto
Foto: Republika
Spanduk Foke dan Prijanto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengundurkan diri secara tiba-tiba pekan lalu. Belum ada alasan yang jelas dan tegas terkait mundurnya Prijanto.

Ia mengelak ketika dihubungkan alasan kemundurannya untuk Pemilukada 2012. Ia hanya mengatakan, ia mundur karena sudah tak cocok dan untuk kebaikan warga Jakarta.

Para pengamat memperhatikan, baik Foke maupun Prijanto sudah tak akur. Dan Prijanto mundur karena alasan personal ketimbang alasan fungsional dengan Foke.

Berikut Republika sajikan sejumlah kebijakan yang memperlihatkan pendapat Foke dan Prijanto tak klop: 

1.  Rencana kenaikan tarif parkir. Foke ingin menaikkan tarif parkir di pinggir jalan (on street) hingga lima kali lipat, sementara Prijanto meminta, tarif parkir model ini dihapuskan.

 

2. Wacana Penghapusan Kelas VIP, kelas I dan kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibukota serta pembangunan RSUD tanpa kelas yang sudah disetujui Foke dalam paripurna, ditentang Prijanto.

3.  Fauzi Bowo menginginkan trayek bus reguler di Koridor IX (Pinang Ranti – Pluit) dan Koridor X (Cililitan – Tanjung Priok) dihapus, sementara Prijanto menyatakan, sebaiknya bus reguler yang dihapus tersebut dialihkan ke luar kota. 

4.  Gubernur, kalaupun ada halangan atau kegiatan lain, tidak mendelegasikan tugas-tugasnya kepada Wakil Gubernur.

5. Sementara Foke, meski sudah eksis di masyarakat, namun tetap ingin terlihat lebih terkenal, dengan memasang fotonya di baliho raksasa menutupi gedung lantai 24, dengan tulisan Sukseskan KTT Asean 2011.

6.  Mengenai banjir, Foke dinilai Prijanto jarang berkoordinasi dengan bawahannya. Prijanto menilai, koordinasi Gubernur dengan Wali Kota sangat buruk.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement