Jumat 27 Jan 2012 21:08 WIB

Buruh Berdemo, Tukang Ojek Laris Manis dan KRL Penuh Sesak

Pekerja demonstrasi melakukan aksi blokir jalan tol Jakarta-Cikampek, Cibitung, Jawa Barat, Jumat (27/1).  (Republika/Tahta Adilla)
Pekerja demonstrasi melakukan aksi blokir jalan tol Jakarta-Cikampek, Cibitung, Jawa Barat, Jumat (27/1). (Republika/Tahta Adilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI---Buntut dari demo buruh, warga mengalami kesulitan ketika hendak pulang ke rumah. Ini terjadi lantaran aksi demo itu melumpuhkan lalu lintas di tol, mulai Pondok Gede, Bekasi Barat dan Timur hingga ruas tol Kabupaten Bekasi, Jumat sore.

"Saya harus naik ojek ke Jatibening dari kawasan Semanggi setelah pulang kerja akibat teman-teman terjebak kemacetan di tol menuju Bekasi," ujar Nindya, pegawai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang properti di kawasan Semanggi Jakarta.

Ia biasanya naik bus Patas AC M05 jurusan Blok M-Bekasi dan turun di pintu tol Jati Bening. Namun, pada Jumat sore bus Patas tidak terlihat melewati kawasan Semanggi, padahal biasanya setiap 20 menit selalu ada bus yang sama melewati "shelter" tempat ia menunggu.

Nindya mengakui, akhirnya memutuskan naik ojek karena arus lalu lintas di ruas jalan non-tol dalam kota sangat padat, sedangkan ia merasa tidak siap berdesakan dalam mobil menuju rumah.

"Alhamdulillah perjalanan ke rumah hanya 40 menit meski saya harus membayar Rp 50 ribu, sedangkan biasanya hanya Rp 6.500 untuk bus Patas dan Rp 10 ribu untuk ojek," ujar Nindya yang tinggal di Perumahan Jaka Permai itu.

Seorang karyawan perusahaan swasta lain Kartini mengaku, memilih naik kereta api akibat aksi demo yang melumpuhkan jalan tol di wilayah Pondok Gede, Cikarang hingga meluas ke Karawang dan Purwakarta itu.

"Saya biasanya naik 'omprengan' plat hitam dan disambung angkot ke Bekasi. Dengan adanya demo akhirnya naik kereta meski dari Stasiun Bekasi harus naik kendaraan lagi menuju terminal dan ojek ke Perumnas III," ujar Kartini yang bekerja di salah satu biro perjalanan di kawasan Harmoni itu.

Kepadatan penumpang di gerbong-gerbong kereta api sangat kentara dengan tambahan penumpang angkutan umum yang beralih ke moda transportasi kereta api.

Saat pemberangkatan KRL dari Stasiun Manggarai menuju Jatinegara dan Stasiun Kota Bekasi, pada Jumat sore, terjadi luberan penumpang hingga sulit untuk bernapas.

Kondisi itu makin diperparah ketika di Stasiun Jatinegara, ratusan penumpang lain yang akan ke Bekasi ikut naik. "Kondisinya sudah sangat berdesak-desakan dan udara di kereta AC itu jadi terasa panas, tapi penumpang tetap sabar dan tidak menggerutu," ujarnya.

Petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Arif membenarkan lebih padatnya penumpang yang balik ke Stasiun Kota Bekasi, pada Jumat sore. "Kita sulit bergerak dan akhirnya tidak bisa melakukan pemeriksaan dan membolongi tiket penumpang," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement