REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Aksi anarkis geng motor di Kota Sukabumi makin meresahkan masyarakat. Oleh karenanya organisasi kepemudaan meminta aparat kepolisian bertindak tegas terhadap anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal.
Terakhir, kekerasan geng motor terjadi di sebuah warung kopi di Jalan Sriwijaya, Kelurahan/Kecamatan Gunungpuyuh, Ahad (18/9) dini hari. Dalam peristiwa itu dua orang warga yang berada di dalam warung terluka terkena sabetan senjata tajam dan kondisi warung dan sepeda motor polisi ikut rusak. "Kami nyatakan genderang perang terhadap aksi kekerasan geng motor," terang Sekretaris Pemuda Pancasila (PP) Kota Sukabumi, Hendi Wiryadi Komen, Senin (19/9).
Terlebih, kekerasan geng motor Ahad malam itu juga ikut merusak sekretariat PP Kota Sukabumi. "Jika polisi tidak bisa menindak anggota geng motor, maka PP akan melakukan gerakan menertibkan geng motor," tegas Komen.
Namun ia berharap polisi bisa ikut serta dalam aksi menghadang kekerasan geng motor. Misalnya, dengan melakukan patroli bersama ke sejumlah tempat berkumpulnya geng motor.
Ketua PP kota Sukabumi Dradjat Sayuti menambahkan, aksi anarkis geng motor harus ditindak tegas. Polisi bisa menangkap mereka bila terbukti membawa senjata tajam (sajam).
Sementara itu, Kapolresta Sukabumi, AKBP Anwar, mengatakan polisi hingga kini masih belum mengetahui identitas kelompok geng motor yang melakukan serangan Ahad malam itu. "Kelompok yang terdiri atas 20 orang tersebut masih diburu polisi," jelasnya.
Menurut Anwar, peristiwa penyerangan berawal ketika puluhan massa yang menggunakan sepeda motor mendatangi warung kopi di Jalan Sriwijaya. Dari penuturan sejumlah saksi mata, mereka mencari anggota geng motor Brigez.
Meskipun pemilik warung bukan anggota Brigez, lanjut Anwar, puluhan massa itu tetap merusak warung dan melukai warga yang ada di sana. Bahkan massa juga merusak kantor sekretariat PP Kota Sukabumi yang ada di samping warung kopi.