Jumat 09 Dec 2011 16:33 WIB

Polisi Selidiki Pelaku Kerusuhan Pilkades

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Jajaran Polres Indramayu tak tinggal diam terhadap para pelaku kerusuhan pemilihan kepala desa (pilkades) di sejumlah desa di Kabupaten Indramayu.

Polisi saat ini sedang mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan dari para saksi. "Kita lakukan penyelidikan dan penyidikan, untuk kemudian memprosesnya secara hukum," ujar Kapolres Indramayu, AKBP Rudi Setiawan, Jumat (9/12).

Rudi mengungkapkan, dengan personel gabungan yang mencapai 2.734 orang, upaya pengamanan telah dilakukan secara maksimal. Bahkan, pengamanan lebih diperketat pada desa-desa yang sebelumnya diindikasikan rawan kerusuhan.

Namun, menurut Rudi, sebanyak apa pun petugas keamanan yang diterjunkan, tidak akan menjamin terwujudnya keamanan tanpa adanya dukungan masyarakat. Jika masyarakat yang terlibat belum siap berdemokrasi, maka keamanan sulit terwujud.

Rudi mencontohkan, di Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana, personel yang diterjunkan mencapai 200 orang. Namun, aksi kerusuhan ternyata masih tetap terjadi. "Kerusuhan dipicu oleh mereka yang tidak siap menang dan kalah," kata Rudi.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pihak hendaknya menerima apa pun hasil pilkades. Namun, jika memang ada ketidakpuasan terhadap hasil tersebut, sebaiknya menempuh jalur hukum. "Jangan main hakim sendiri," tegas Rudi.

Kerusuhan yang mewarnai pelaksanaan pilkades serentak terjadi di Kabupaten Indramayu. Aksi pengrusakan dan protes massa terjadi di sejumlah desa, sepanjang Rabu (7/12) malam hingga Kamis (8/12) pagi.

Kerusuhan paling parah terjadi di Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana, dan Desa Singakerta, Kecamatan Krangkeng, Rabu (7/12) malam. Di dua desa tersebut, belasan rumah dan sebuah mobil dirusak, serta tiga unit sepeda motor habis dibakar massa pendukung calon kepala desa yang kalah.

Selain di kedua desa, kerusuhan juga terjadi di Desa Larangan Jambe Kecamatan Kertasmaya. Ratusan massa pendukung salah satu calon mengamuk setelah pilihan mereka kalah dengan selisih hanya satu suara dibanding lawannya. Massa yang mengamuk merobohkan tenda-tenda di lokasi pilkades serta sempat merusak sebagian bangunan balai desa.

Kekecewaan massa terhadap hasil pilkades juga terjadi di Desa Bojong Slawi, Kecamatan Lohbener, Kamis (8/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Meski tak melakukan pengrusakan, namun ratusan massa mengepung kantor kecamatan dan membuat Camat Lohbener, Welly Kuswaluyo, terpaksa ‘diamankan’ di dalam ruang kantor sekitar tiga jam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement