REPUBLIKA.CO.ID,BULUKUMBA--Ajudan Wakil Bupati Bulukumba, Bripka Arifuddin mengangkat pistol kearah sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam aliansi masyarakat Ujungloe, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Hal tersebut terjadi karena ajudan kesal terhadap pendemo yang mencegat dan memukul mobil dinas DD 5 H saat melintas di daerah Ujungloe pada pukul 10:00 Wita, Rabu. Penyebabnya karena pendemo geram akibat keluhan jalan rusak sepanjang 35 kilometer tidak pernah ditanggapi serius pemerintah Kabupaten Bulukumba.
"Sudah tiga tahun, jalan ini rusak parah. Sudah berkali-kali kami melakukan aksi ini tapi tidak pernah ditanggapi pemerintah, ada apa ini," Kata Arie Dirgantara, koordinator aksi.
Menurut dia, tidakan konyol yang dilakukan Ajudan Wabub dengan mengarahkan pistol jenis revolver ke saya (Arie) beserta pendemo lain untuk membubarkan aksi adalah tindakan sporadis yang tidak memenuhi etika kepolisian.
"Tidak begitu caranya untuk membubarkan kami, meskipun ditodongkan pistol kami tidak takut. Tindakan itu bukan solusi pada permasalahan, dimana citra serta slogan kepolisian mengayomi masyarakat itu, ini adalah aspirasi, kami bukan kriminal," paparnya.
Wakil Bupati Bulukumba, Syamsuddin, ditempat itu akhirnya turun dari mobil dan menemui pendemo sambil berinterkasi kemudian mengatakan akan segera mencarikan solusi terbaik terkait masalah jalan rusak tersebut.
Sementara Bripka Arifuddin membantah tidak mengangkat pistol melainkan mengawal wabup untuk mendampingi sesaat menemui pendemo yang sedang melakukan orasi di tempat itu. "Saya tidak pernah mengangkat pistol tetapi hanya mendampingi wakil bupati, itu tidak benar," bantahnya.
Sebelumnya, mobil Wakil Bupati Bulukumba Syamsuddin dicegat dan dipukul pendemo karena mobil tersebut enggan berhenti dan tetap melaju kencang, padahal kondisi jalan di tempat itu rusak parah. Namun pendemo bersikeras menahan mobil untuk menunjukkan aspirasi mereka tentang jalan rusak yang tidak pernah ditanggapi Pemkab Bulukumba.