REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Kepala Dinas Kesehatan Bantul Siti Noor Zaenab mengatakan sebanyak 112 orang warga di kabupaten ini terkena leptospirosis atau penyakit yang disebabkan bakteri leptospira dari kencing tikus. "Berdasarkan data yang dikumpulkan sepanjang 2011 hingga pertengahan Juni tercatat 112 orang terkena leptospirosis dengan korban jiwa 12 orang," katanya di Bantul, Rabu.
Menurut dia, kasus leptospirosis mengalami puncaknya pada Maret yang mencapai 38 kasus, selanjutnya April 24 kasus dan Mei sebanyak 14 kasus. "Sementara pada Juni hingga pertengahan bulan telah ditemukan enam kasus leptospirosis tanpa ada korban meninggal," katanya.
Ia mengatakan, meski masih cukup banyak ditemukan penderita penyakit ini, tetap ada penurunan kasus sejak beberapa bulan terakhir, ini menunjukkan upaya pemberantasan penyakit tersebut berjalan dengan baik.
"Tetapi, meski grafiknya mengalami penurunan, kasus leptospirosis di Bantul masih sebagai kejadian luar biasa (KLB)," katanya.
Ia berharap upaya pencegahan terhadap penyakit ini terus digalakkan di antaranya kegiatan berupa "emposan" tikus dengan menggunakan alat dan obat yang diberikan Pemkab Bantul.
Ia mengatakan, data Dinas Kesehatan menyebutkan Kecamatan Imogiri paling banyak ditemukan kasus leptospirosis, jumlahnya mencapai sebanyak 22 kasus.
Selanjutnya Kecamatan Sedayu sebanyak 17 kasus, Bantul 14 kasus, Sewon 10 kasus dan Jetis delapan kasus. "Kami berharap warga selalu menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal dan mewaspadai tempat yang mungkin banyak dijumpai tikus seperti di sawah atau got," katanya.