Rabu 21 Sep 2011 09:02 WIB

Pemkot Surabaya Optimis Proyek Monorel dan Trem Terealisasi

Rep: Nuraini/ Red: cr01
Presentasi proyek pembangunan monorel (ilustrasi).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Presentasi proyek pembangunan monorel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya berkeyakinan proyek monorel dan trem bisa terealisasi untuk menjadi alternatif transportasi massal bagi masyarakat setempat.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan pihaknya telah berpengalaman dalam lelang investasi untuk sejumlah proyek besar. "Sekarang kami lebih optimis (untuk realisasi monorel), karena sudah difasilitasi peraturan-peraturan. Dan kita punya pengalaman lelang investasi seperti pengelolaan sampah," ujar Risma, sapaan akrabnya, Selasa (21/9).

Untuk merealisasikan proyek monorel tersebut, Pemkot Surabaya telah membahasnya bersama pakar transportasi dan DPRD Kota Surabaya. Pembiayaan proyek monorel ini sepenuhnya akan diserahkan kepada investor. 

Pemkot hanya bertugas menyediakan angkutan penghubung (feeder) dan parkir untuk transit. "Banyak mal yang minta, angkutan berhenti di depannya. Selain di depan mal, kita juga akan sediakan tempat transit di sejumlah tempat," jelas Risma.

Disinggung terkait gagalnya proyek monorel di Jakarta, Risma mengatakan kegagalan tersebut karena faktor non-teknis. Sementara untuk Kota Surabaya, dia mengaku telah mendapat banyak tawaran program transportasi massal. Namun pihaknya masih menimbang kekurangan dan kelebihan jenis transportasi massal. "Saya pilih mana yang paling baik dengan kondisi kota," ujarnya.

Rencana pembangunan monorel di Kota Surabaya diprediksi bakal membutuhkan anggaran hingga Rp 1,223 triliun. Monorel akan melewati jalur sepanjang 24,47 kilometer dengan empat stasiun yakni Sentra Bulak, Pakuwon Trade Center, Pasar Keputran, dan Joyoboyo. Direncanakan dalam jalur tersebut terdapat 16 titik pemberhentian dengan jarak minimal 500 meter.

Sementara untuk trem, diprediksi akan memakan dana sekitar Rp 272,6 miliar. Jalur trem bakal dibangun sepanjang 9,38 kilometer. Trem ini direncanakan memiliki empat stasiun yakni Jembatan Merah Plaza, Joyoboyo, Plaza Tunjungan, dan Gapura Surya. Di sepanjang jalur tersebut akan dibangun sepuluh titik pemberhentian.

Mahalnya proyek monorel tersebut dinilai Pakar Transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Hitapriya Suprayitno, akan menyulitkan Pemkot Surabaya. Dia mengatakan mahalnya biaya monorel membuat transportasi massal itu harus menjadi proyek jangka panjang. "Pemkot harus mempersiapkan dana yang besar untuk monorel atau mencari investor," ujarnya.

Diakui Hitapriya, angkutan massal mendesak direalisasikan di Surabaya. Angkutan massal itu untuk mengantisipasi kemacetan 10 tahun mendatang. "Saat ini, bus kota dan angkot sudah mencukupi tetapi angkutan massal lain mendesak direalisasikan untuk mengatasi kemacetan 10 tahun mendatang," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement