REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan sekitar 50 dai untuk turut serta dalam penanganan masalah sosial Pekerja Seks Komersial (PSK). Seperti dilansir dari situs resmi MUI, para dai nantinya akan terjun langsung ke tempat lokalisasi di Surabaya maupun beberapa tempat di wilayah Jawa Timur.
Para dai ini dikumpulkan dalam bentuk Ikatan Dai Area Lokalisasi (Idial). Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Bukhori, mengatakan, para dai yang tergabung dalam IDIAL ini dijadwalkan secara rutin untuk menggelar pengajian bulanan di tempat lokalisasi.
Untuk menjalankan program ini, MUI Jatim menggandeng Pemprov Jatim, melalui beberapa SKPD, yakni Dinas Sosial, Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), dan Biro Administrasi Kemasyarakatan (Kesmas) Setdaprov.
"Hasilnya ternyata cukup efektif untuk memberi penyadaran terhadap mereka," kata Bukhori. Sebelum turun ke wilayah lokalisasi, para dai nantinya diberi pelatihan khusus.
"Tujuannya supaya strategi dakwahnya efektif dalam menyadarkan PSK dan germo. Untuk itu para dai lebih banyak menyampaikan materi pengajian dan mauidhotul hasanah atau siraman rohani terkait masalah-masalah azab, siksa kubur, dan sanksi bagi mereka yang ingkar serta lalai menjalankan syariat agama sebagaimana dalam kitab suci Alquran dan Hadis," tuturnya.
Untuk tahap awal, usaha ini mengambil lokalisasi di Dupak Bangunsari. "Alhamdulillah ternyata terobosan itu cukup berbuah manis. Hal ini terlihat dari banyaknya PSK yang insyaf," klaim Bukhori.
Sebelum program itu digulirkan, kata Bukhori, ada sekitar 232 PSK dan puluhan mucikari di Bangunsari. "Tapi setelah beberapa kali pengajian, ada sekitar 35 orang PSK yang insyaf serta mau pulang ke kampung halaman masing-masing. Dengan keberhasilan tersebut, kita harapkan yang lain juga bisa menyusul," harapnya.