REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pihaknya tidak bisa membubarkan Ahmadiyah karena bagaimanapun itu juga umat. Ke depan pihaknya akan mengutamakan komunikasi untuk mengatasi kasus tersebut.
"Tidak mungkin mereka dibubarkan, mereka kan juga umat," tuturnya di Yogyakarta, Jumat (13/1).
Sekretaris Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) Yogyakarta Sidiq Pramono mengatakan, Gerakan Ahmadiyah Lahore selama ini tidak masalah di Yogyakarta. Gerakan ini kata dia, merupakan gerakan yang tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi terakhir. Gerakan ini hanya mengakui Mirza sebagai pembaharu.
"Justru sekretariat GAI di sekolah PIRI dulu sempat jadi sekretariat bersama antar jamaah di Yogyakarta," tuturnya.
Kapolresta Yogyakarta, Kombes (pol) Mustaqim mengatakan pihaknya sudah diberitahu atas aksi tersebut. "Kita back-up pengamanan," terangnya.
Sekolah PIRI sendiri dikenal sebagai sekolah milik Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) Lahore di Yogyakarta. Di dalam sekolah tersebut tengah berlangsung pengajian rutin tahunan GAI yang dihadiri 585 anggota GAI dari Yogyakarta dan beberapa kota lain di Jawa Tengah.
Mereka membawa spanduk bertuliskan 'Ahmadiyah Sesat, Bubarkan'. Mereka meminta pengajian yang digelar GAI dibubarkan. Menurut juru bicara GAI, Mulyono, pengajian yang digelar di kompleks sekolah PIRI ini merupakan pengajian rutin tahunan. "Ini hanya pengajian rutin tahunan dan untuk memperkuat silaturahmi antar anggota GAI," ungkapnya.
Pengajian tersebut diikuti para guru, karyawan sekolah milik GAI dan anggota GAI sendiri. Pengajian sendiri berlangsung sejak Jumat (13/1) hingga Sabtu (14/1) mendatang.