REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Pelaku pembunuhan berantai, Mujianto, yang membunuh korbannya karena cemburu pada sesama jenis mengirimkan surat permintaan maaf pada keluarganya di Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
"Ia meminta maaf kepada keluarga atas semua perbuatannya. Ia berharap, orang tuanya memaafkannya," kata Mujito, salah seorang anggota keluarga di Kediri, Senin (20/2).
Ia mengatakan, surat itu sudah cukup lama diberikan oleh Mujianto, sekitar dua hari lalu. Kedua orang tuanya sampai saat ini masih sedih, setelah mengetahui kasus yang menimpa anak angkatnya tersebut.
Walaupun ia mengirimkan surat permintaan maaf, Mujianto mengaku tetap tidak menyesal telah melukai para korbannya. Ia mengaku cemburu pasangannya, Joko Suprianto yang tidak lagi memberikan perhatian dan lebih memilih pria lainnya.
Namun, keluarga Mujianto juga meminta maaf atas sikap Mujianto yang demikian, terutama kepada keluarga para korban. Mereka juga tidak menyangka jika Mujianto akan nekat, bahkan melukai orang lain.
"Kami menyampaikan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban atas semua perlakuan Mujianto. Semoga keluarga korban diberi ketabahan," kata Pirnatun, ibu angkat Mujianto.
Pirnatun juga mengaku, menyerahkan masalah hukum ini kepada polisi. Namun, keluarga berharap Mujianto nantinya akan diberikan keringanan hukuman.
Tentang rencana menjenguk Mujianto, Pirnatun mengaku belum menjadwalkannya. Saat ini, keluarga masih di rumah, sambil menunggu keadaan lebih tenang. "Rencana menjenguk belum ada. Datang ke kantor polisi, itupun jika ada panggilan. Kami masih kaget," katanya didampingi suami, Parni.
Kepolisian Resor Nganjuk menyatakan lima korban tewas dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Mujianto. Mereka antara lain Ahyani (46), seorang PNS di BLK Pemprov Jatim, warga Kampung Tokelan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Romadhon (55)
warga Desa/Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Basori, warga Kabupaten Pacitan, Sudarno (42), warga Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, serta Subekti warga Kelurahan/Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Dua korban lainnya yang selamat adalah Muhammad Fais (28) warga Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan dan Anton Sumartono (47) warga Desa Tegalan Pamularang, Kecamatan Lawean, Surakarta, Jawa Tengah.
Total korban yang sudah didata 16 orang, termasuk Subekti yang meninggal pada September 2011 setelah Hari Raya Idul Fitri. Polisi terus mengusut nasib dari sembilan korban lainnya.