REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Penembakan mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe merupakan tindakan yang tidak dapat dimaafkan. Demikian ujar Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Kishida mengutuk aksi penembakan itu dalam kampanye pemilihan yang menjadi salah satu elemen dasar demokrasi.
"Abe yang berusia 67 tahun berada dalam kondisi kritis," kata Kishida.
Ia berdoa agar perdana menteri terlama di negara itu selamat dari insiden penembakan itu. Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe dilaporkan tertembak di bagian dada sebelah kiri ketika pada Jumat (8/7/2022) berkampanye di Kota Nara, Jepang. Menurut laporan TBS Television, Abe terkena tembakan di bagian kiri dadanya dan tampaknya juga di bagian leher.
Sebelumnya, stasiun penyiaran NHK mengatakan Abe tampaknya ditembak dengan senapan dari belakang oleh seorang pria. Kantor berita Kyodo dan mengatakan jantung Abe tampaknya berhenti berdetak ketika tokoh berusia 67 tahun itu dilarikan ke rumah sakit.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan ia tidak mengetahui kondisi Abe. NHK menyebutkan bahwa sejumlah tembakan terdengar dan kepulan asap putih terlihat ketika Abe sedang menyampaikan pidato, dalam rangka pemilihan anggota majelis tinggi, di luar sebuah stasiun kereta api di kota kawasan barat. Seorang wartawan NHK melaporkan dari lokasi kejadian bahwa ia mendengar dua tembakan berturut-turut saat Abe berpidato.