REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Warga Sri Lanka menunggu pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Kamis (14/7/2022). Presiden Rajapaksa pada Rabu (13/7/2022) melarikan diri ke Maladewa untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap krisis ekonomi terbesar dalam sejarah Sri Lanka.
Presiden Rajapaksa semestinya mengundurkan diri pada Rabu. Namun dia melarikan diri menuju Maladewa dan diperkirakan melanjutkan pelariannya ke Singapura. Rajapaksa telah berulang kali meyakinkan ketua parlemen bahwa dia akan mengundurkan diri pada Rabu. Namun hingga Kamis pagi surat pengunduran dirinya belum diterima oleh ketua parlemen.
Jika presiden mundur, maka Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan menggantikannya. Namun hal ini memicu prote, dan para pengunjuk rasa menyerbu kantor perdana menteri serta menuntut agar dia mundur.
Sumber rumah sakit mengatakan, sedikitnya 45 orang dirawat menyusul bentrokan antara polisi anti huru hara dan pengunjuk rasa pada Rabu malam di dekat gedung parlemen, ketika orang-orang menuntut penggulingan Rajapaksa dan Wickremesinghe. Media lokal mengatakan, seorang pengunjuk rasa berusia 26 tahun yang dirawat di rumah sakit setelah terkena gas air mata, meninggal karena kesulitan bernapas.
"Beberapa pengunjuk rasa yang berkumpul di luar gedung parlemen kini telah bubar. Daerah itu sekarang tenang," kata juru bicara polisi Nalin Thalduwa kepada Reuters.
Thalduwa mengaku belum mendapat informasi berapa banyak korban yang dirawat di rumah sakit. Thalduwa mengatakan, jam malam yang diberlakukan oleh penjabat presiden berakhir pada Kamis pagi tanpa penangkapan.
Parlemen Sri Lanka diperkirakan akan menunjuk presiden pada minggu depan. Sumber partai yang berkuasa mengatakan kepada Reuters bahwa, Wickremesinghe adalah pilihan pertama partai tersebut, meskipun tidak ada keputusan yang diambil.
Presiden Rajapaksa, istri dan dua pengawalnya meninggalkan bandara internasional utama dekat Kolombo dengan pesawat angkatan udara pada Rabu pagi. Media Maladewa mengatakan, dia sekarang sedang menunggu jet pribadi untuk terbang ke Singapura. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi rencana perjalanannya.
Protes terhadap krisis ekonomi membara selama berbulan-bulan. Aksi protes mencapai puncaknya pada akhir pekan lalu ketika ratusan ribu orang mengambil alih gedung-gedung pemerintah di Kolombo. Mereka menyalahkan Rajapaksa dan sekutunya atas inflasi yang tak terkendali, kekurangan cadangan devisa sehingga mengganggu pasokan impor penting, dan korupsi.