Ahad 24 Jul 2022 14:24 WIB

Erdogan Janji Terus Dorong Perdamaian Rusia-Ukraina

Rusia-Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul untuk lanjutkan pengiriman gandum

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Serhiy mengaku tidak bisa menjual biji-bijiannya karena tidak ada yang mau datang ke daerah yang terkena dampak penembakan Rusia . Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum dan jagung terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia dan blokade pelabuhannya telah menghentikan sebagian besar aliran itu.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Serhiy mengaku tidak bisa menjual biji-bijiannya karena tidak ada yang mau datang ke daerah yang terkena dampak penembakan Rusia . Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum dan jagung terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia dan blokade pelabuhannya telah menghentikan sebagian besar aliran itu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Sabtu (23/7/2022), Turki bertekad untuk terus maju dengan upaya diplomatik sampai ada perdamaian antara Rusia dan Ukraina tercipta. Dia pun menyatakan perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina yang ditandatangani di Istanbul merupakan keberhasilan penting.

Menurut Erdogan, Turkiye telah membuat kontribusi substansial untuk upaya mengatasi krisis pangan global. Dengan mediasi Ankara dan PBB, Kiev dan Moskow menandatangani perjanjian di Istanbul untuk melanjutkan pengiriman gandum dari pelabuhan Laut Hitam.

Baca Juga

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai berdasarkan rencana yang dipimpin PBB selama pembicaraan di Istanbul pada Jumat (22/7/2022), sebuah pusat koordinasi akan didirikan. Dikutip dari Anadolu Agency, badan ini akan bertugas dalam melakukan inspeksi bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan, serta memastikan keamanan rute.

Ankara pun telah berkoordinasi dengan Moskow dan Kiev untuk membuka koridor dari kota pelabuhan Ukraina Odesa untuk memulai kembali pengiriman yang macet karena perang. Perang antara Rusia-Ukraina sekarang memasuki bulan kelima sejak pertama kali dimulai pada Februari lalu.

Turki juga menjadi tuan rumah pertemuan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di kota Mediterania Antalya pada Maret. Upaya ini merupakan bagian dari dorongan untuk menempa perdamaian antara pihak yang bertikai. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement