REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Guruh Tirta Lunggana meminta polemik terkait pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa soal "amplop kiai" untuk diakhiri. Masalah itu tak perlu diperluas lagi.
"Persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan lagi," kata Tirta Lunggana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Ia beralasan Suharso sudah mengaku khilaf dalam membuat ilustrasi dan sudah meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang keliru itu.
"Saya pastikan itu pidato yang beredar sudah dipotong, mungkin sengaja agar viral di medsos. Saya kan hadir waktu pembekalan anti korupsi KPK, makanya tahu," katanya.
Ia yakin apabila pidato Suharso didengarkan secara utuh akan dipahami oleh masyarakat dalam konteks edukasi anti korupsi. Meski begitu, kata dia, persoalan itu tidak mengganggu fokus partai itu menjelang Pemilu 2024, khususnya di daerah termasuk di DKI Jakarta.
"Kami sepenuhnya fokus melakukan konsolidasi internal struktural PPP DKI sampai tingkat ranting dan persiapan rekrutmen calon legislatif DPR dan DPRD 2024," katanya.
Sebelumnya, Suharso meminta maaf dan mengakui kesalahannya yang memicu polemik imbas pidatonya terkait pemberian "amplop kiai" pada kegiatan Pembekalan Anti Korupsi Politik Cerdas Berintegritas di KPK pada 15 Agustus 2022.
"Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan. Mestinya ada cara lain, bukan dengan mengungkapkan ilustrasi yang justru mengundang interpretasi yang keliru, dan apalagi dipotong-potong," katanya.