REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Saat ini kita sedang hidup di era disrupsi, masa dimana para pemuda hanya mempedulikan diri sendiri dan terkesan tidak menghormati orang tua maupun masyarakat. Mereka percaya diri dan merasa bijaksana, padahal sebenarnya mereka tidak bisa menahan satu pikiran pun di kepala mereka.
Hal tersebut merupakan gambaran tentang apa yang orang dewasa di abad ke-21 pikirkan tentang anak muda. Namun, itu bukan hal baru. Pemuda seolah-olah selalu menarik kemarahan orang tua mereka.
Pada abad ke-11 M, sang pertapa bernama Petrus mengatakan sesuatu yang sangat mirip, “Dunia sedang melewati masa-masa sulit. Orang-orang muda saat ini tidak memikirkan apa pun kecuali diri mereka sendiri. Mereka tidak memiliki rasa hormat kepada orang tua atau usia tua. Mereka tidak sabar dari semua pengekangan. Dan mereka berbicara seolah-olah mereka tahu segalanya, dan apa yang dianggap bijaksana bagi kita adalah kebodohan bagi mereka."
Terlepas dari semua kesan negatif yang ada, para pemuda memiliki kualitas lain, selain dari rasa tidak hormat yang mereka rasakan. Mereka penuh harapan, energik, idealis, siap menerima perubahan, serta ingin menorehkan prestasi di dunia.