REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan temuan sementara dari penyelidikan tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang. Komnas HAM mendapati kondisi korban yang sangat memprihatinkan.
"Kondisi jenazahnya sendiri secara fisik ada beberapa yang sangat-sangat memprihatinkan," kata Komisioner bidang penyelidikan dan pemantauan Komnas HAM Choirul Anam dalam pesan video kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).
Hal itu ditemukan Anam setelah mendatangi lokasi penting sekaligus mendalami tragedi tersebut. Anam mendapati indikasi penyebab kematian korban melalui profil sejumlah jenazah.
"Pertama adalah kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru. Jadi, muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," ungkap Anam.
Korban luka juga tak luput dari pemantauan Komnas HAM. Anam memperoleh data soal korban luka di mana sebagian Aremania menderita patah tulang.
"Kondisi luka-luka ini macam-macam kondisinya. Ada yang kaki patah, ada yang rahang patah, ada yang memar dan lain sebagainya," ujar Anam.
Hasil temuan sementara Komnas HAM tersebut memperkuat dugaan banyak korban kehilangan nyawa akibat membabi-butanya tembakan gas air mata dari aparat. Membanjirnya gas air mata menyebabkan Aremania berhamburan mencoba keluar stadion.
"Jadi, teman-teman, khususnya keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah memberikan informasi terkait hal tersebut," ucap Anam.
Selain itu, Anam menduga jumlah korban berpeluang bertambah lagi seiring dengan pemutakhiran data. Ia meyakini jumlah jenazah lebih dari 125 orang sebagaimana catatan pemerintah. Pasalnya, ada jenazah yang langsung dibawa pulang keluarga.
"Jadi jenazah ini angkanya pasti akan bertambah dari 125 pasti akan bertambah terus. Sekarang emang situasinya saat itu di hari H mulai Sabtu sampai Minggu pagi itu memang sangat crowded, sehingga angkanya akan bertambah karena beberapa belum dicatat atau langsung dibawa pulang oleh anggota keluarganya," sebut Anam.