REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro sempat berdiam diri dan menjauh dari sorotan publik setelah mengalami kekalahan tipis dari lawan politiknya, Luiz Inacio Lula da Silva, dalam pemilu 2022. Setelah hampir 40 hari berlalu sejak kekalahannya diumumkan pada 30 Oktober 2022, Bolsonaro akhirnya angkat suara dan menyapa para pendukungnya.
"(Kekalahan ini) melukai hati saya," jelas Bolsonaro, seperti dilansir Reuters.
Diamnya Bolsonaro sejak 30 Oktober 2022 menyulut reaksi dari para pendukungnya. Banyak dari pendukung Bolsonaro yang meminta dilakukannya kudeta militer agar presiden terpilih Lula da Silva tak mengambil alih kepemimpinan. Sebelumnya, Lula da Silva sempat menjabat sebagai presiden Brasil pada 2003-2010.
Dalam pembicaraannya, Bolsonaro tak secara langsung menentang suara para pendukungnya yang menginginkan kudeta militer. Akan tetapi, Bolsonaro mengatakan militer Brasil akan menghormati konstitusi Brasil.
"Yang memutuskan ke mana saya pergi adalah kalian. Yang memutuskan ke mana arah pasukan militer pergi adalah kalian," ujar Bolsonaro, seperti dilansir Reuters.
Bolsonaro menambahkan, angkatan bersenjata merupakan benteng Brasil untuk mencegah sosialisme di negara tersebut. Dia pun mengatakan bahwa "tak ada yang hilang" dan perjuangan mereka akan mencapai kemenangan suatu saat nanti.
"Mereka berutang kesetiaan kepada rakyat kita dan menghormati konstitusi, dan mereka bertanggung jawab atas kebebasan kita," lanjut Bolsonaro.
Dalam pemilu Brasil 2022, perolehan suara Bolsonaro hanya berbeda tipis dari Lula da Silva. Hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa Lula da Silva memperoleh 50,90 persen suara, sedangkan Bolsonaro memperoleh 49,10 persen suara dari pemilih.
Hingga saat ini, Bolsonaro masih belum mengakui kemenangan Lula da Silva dalam pemilu. Namun, kemenangan Lula da Silva akan disertifikasi oleh otoritas pemilu nasional Brasil pada Senin.
"Tak seperti orang lain, kita akan menang," pungkas Bolsonaro.