Kamis 15 Dec 2022 17:55 WIB

Seniman Mural Tunjukan Protes di Jalanan Rusia

Aksi mural Vladimir Ovchinnikov memicu permainan kucing-kucingan dengan polisi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Mural itu bertentangan dengan undang-undang baru yang disahkan oleh pemerintah Rusia. Aturan ini secara efektif mengkriminalkan oposisi terhadap kampanye militer di Ukraina.
Foto: AP/Darko Vojinovic
Mural itu bertentangan dengan undang-undang baru yang disahkan oleh pemerintah Rusia. Aturan ini secara efektif mengkriminalkan oposisi terhadap kampanye militer di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BOROVSK -- Lebih dari 20 tahun, pensiunan Rusia Vladimir Ovchinnikov mendapatkan pengikut untuk melakukan aksi mural jalanan di kota kecil Borovsk, sekitar 115 km barat daya Moskow. Banyak di antaranya menggambarkan penderitaan korban represi era Stalinis.

Tapi pada tanggal 25 Maret, lebih dari sebulan setelah Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, Ovchinnikov membuat karya baru. Karya ini akan menempatkannya dalam bahaya hukum yang serius.

Baca Juga

Ovchinnikov melukis seorang gadis, dengan gaun biru dan kuning, warna bendera Ukraina. Kemudian dia memberikan sentuhan bom jatuh menimpanya dari atas. Di bawahnya, dengan huruf kapital, dia menulis: "BERHENTI".

Mural itu bertentangan dengan undang-undang baru yang disahkan oleh pemerintah Rusia. Aturan ini secara efektif mengkriminalkan oposisi terhadap kampanye militer di Ukraina.

"Polisi mengatakan bahwa bagian ini mendiskreditkan tentara kami", kata laki-laki berusia 84 tahun.

Mural itu dicat ulang dan Ovchinnikov diperintahkan untuk membayar denda 35.000 rubel untuk pelanggaran baru dalam mendiskreditkan tentara Rusia. Pelanggaran ini bisa membawa hukuman maksimal lima tahun penjara.

Sebagai tanggapan, Ovchinnikov melukis karya baru, menulis kata "bezumiye" ("kegilaan" dalam bahasa Rusia), dieja dengan huruf Latin Z, yang telah menjadi simbol dari operasi militer khususnya di Ukraina. Polisi segera mengecatnya kembali.

Aksi mural pun memicu permainan kucing-kucingan antara Ovchinnikov dan polisi di Borovsk, sebuah kota berpenduduk 12.000 orang. Sebagai ganti mural yang dicat, dia menggambar kata "pozor" (malu), "fiasco", dan "basta" (cukup), masing-masing dengan huruf Latin Z. Masing-masing dicat ulang oleh polisi.

Bagi Ovchinnikov, penentangan terhadap konflik di Ukraina didukung oleh sejarah keluarga represi era Uni Soviet. Kakeknya ditembak oleh kaum Bolshevik Lenin pada 1919 dan ayahnya ditangkap selama pembersihan Stalin pada 1937.

Ovchinnikov telah menarik perhatian pada sejarah represi politik Rusia sebagai motif dalam karya seninya. Pada 2017, dia membujuk pemerintah setempat untuk mendirikan monumen bagi para korban, sebuah batu yang diambil dari kepulauan Solovetsky di ujung utara Rusia, tempat kamp penjara Gulag pertama di Uni Soviet.

"Topik tentang represi politik dan sifat tertutup dari topik ini, penghapusan ingatan sejarah, adalah satu hal yang sama dengan apa yang terjadi dengan Ukraina," kata Ovchinnikov.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement