Selasa 10 Jan 2023 23:44 WIB

Jokowi Silaturahim dengan Wartawan Diskusi Isu Terkini

Silaturahim Jokowi ini dihangatkan dengan sajian makanan tradisional.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dan berbincang santai dengan wartawan Istana di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/1/23).
Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dan berbincang santai dengan wartawan Istana di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/1/23).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan silaturahmi dengan para wartawan istana di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/1). Dalam pertemuan yang berlangsung santai tersebut, Jokowi dan para wartawan juga berbincang-bincang terkait isu-isu terkini dari perspektif publik dan juga pemerintah.

Acara silaturahmi ini berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 17:00 WIB setelah Presiden menyelesaikan agenda kepresidenannya. Setelah menyapa para wartawan saat memasuki ruangan, Jokowi kemudian duduk sejenak dan mengajak para wartawan untuk menyantap hidangan yang disajikan.

Beberapa menu yang disajikan Istana kali ini yakni bakso, siomay, pempek, dan mie goreng. Sedangkan minuman yang disediakan yakni jus jeruk, jus jambu, serta air putih.

Jokowi sendiri tampak menyantap mie goreng dan juga siomay. Setelah menghabiskan makanannya, Jokowi kemudian berbincang santai dengan para wartawan.

"Bersilaturahmi dengan para wartawan yang sehari-hari meliput kegiatan di istana, malam ini. Dalam suasana yang santai, kami berdiskusi secara langsung mengenai isu-isu terkini dari perspektif publik dan juga pemerintah," ujar Jokowi dikutip dari akun media sosialnya, Twitter, @jokowi.

Agenda diskusi bersama Presiden dan awak media istana ini telah diselenggarakan beberapa kali sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Selama masa pandemi, kegiatan diskusi bersama Presiden pun tidak diselenggarakan.

Sehingga agenda diskusi pada sore ini merupakan yang pertama kalinya digelar setelah pemerintah mencabut kebijakan PPKM.

"Kita melihat bahwa Presiden juga bisa mendengar dari perspektif dari teman-teman wartawan ataupun juga teman-teman media. Kita juga bisa melihat ataupun juga bisa lebih tahu perspektif dari Istana ataupun dari Presiden, sehingga ada kedekatan dan juga komunikasi yang bisa dibangun jauh lebih baik lagi," ucap Raf Raf, perwakilan wartawan istana.

Selain itu, Muslich, perwakilan wartawan lainnya mengaku senang dapat bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi sekaligus berdiskusi secara langsung mengenai latar belakang dari setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Muslich pun berharap dapat secara rutin bertemu langsung dengan Kepala Negara.

"Kalau bisa mungkin untuk semacam rutin ya tiga bulan sekali atau beberapa bulan sekali jadi para wartawan tahu background dari kebijakan-kebijakan yang disampaikan Presiden," kata Muslich.

Senada, Dio, perwakilan wartawan istana lainnya berharap agar dapat secara rutin bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Selain bertemu, Dio menambahkan, para wartawan bisa menyampaikan aspirasi publik secara langsung mengenai isu-isu terkini.

"Kita juga mungkin bisa menyampaikan apa yang perlu kita sampaikan dari publik kepada Presiden. (Kesannya) seru, karena (Presiden) humble juga menerima dan terbuka juga sama teman-teman karena setelah pandemi ini banyak wartawan yang baru. Presiden juga nggak melihat itu, ngobrol aja kayak teman," ujar Dio.

Dalam acara diskusi santai ini juga turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement