Sabtu 21 Jan 2023 15:15 WIB

Ini yang Bikin AS Kesal pada Korut

AS menyebutkan ada pengiriman pertama senjata Korut kepada perusahaan Rusia.

Red: Natalia Endah Hapsari
AS menuding ada pengiriman amunisi Korea Utara ke Rusia (ilustrasi).
Foto: BBC/Aljazirah/Reuters
AS menuding ada pengiriman amunisi Korea Utara ke Rusia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Korea Utara (Korut) terus menyediakan amunisi untuk Rusia, mendukung Moskow yang memerangi Ukraina tanpa alasan, kata pernyataan pejabat Gedung Putih pada Jumat (20/1).

Pihak Gedung Putih AS menyebut tindakan Korut itu sebagai pelanggaran keras atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB untuk Pyongyang.

Baca Juga

Koordinator komunikasi strategis bagi Dewan Keamanan Nasional AS (NSC)John Kirby mengatakan AS telah membagikan informasi intelijen, kepada Panel Ahli DK PBB untuk sanksi Korea Utara,tentang pengiriman amunisi Korea Utara ke Rusia.

Pejabat NSC belum lama ini mengatakan Korut telah mengirimkan amunisi kepada perusahaan militer swasta Rusia, Kelompok Wagner, untuk digunakan di Ukraina. ''Kami jelas mengutuk aksi Korut dan mendesaknya untuk menghentikan pengiriman kepada Wagner secepatnya,'' kata Kirby pada konferensi pers harian di Gedung Putih.

''Seperti yang kami nyatakan sebelumnya, pengiriman senjata dari Korut merupakan pelanggaran atas resolusi DK PBB. Sehingga hari ini (kami) akan memberikan informasi mengenai pelanggaran tersebut kepada panel ahli Komite Sanksi Dewan Keamanan untuk DPRK,'' tambahnya.

DPRK adalah singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea yang merupakan nama resmi Korea Utara.

Dalam aksi yang jarang terjadi, NSC juga membagikan gambar satelit gerbong kereta Rusia yang melakukan perjalanan antara Rusia dan Korut pada 18 dan 19 November 2022.

Perjalanan itu disebut Kirby bertujuan untuk pengiriman pertama senjata Korut kepada perusahaan Rusia. ''Saat ini walaupun kami menilai jumlah material yang dikirim ke Wagner tidak mengubah dinamika medan perang di Ukraina, kami perkirakan Wagner akan terus menerima peralatan senjata Korea Utara," kata Kirby.

Pejabat NSC mengatakan saat ini AS tidak berencana untuk memberikan sanksi tambahan kepada Korut, akan tetapi hal tersebut masih menjadi pilihan. "Kami tentu saja tidak akan mengesampingkan kemungkinan sanksi tambahan jika itu tampak sesuai dengan pembahasan di PBB," kata Kirby kepada pers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement