Senin 03 Apr 2023 21:01 WIB

Pengamat Sarankan PDIP Tolak Koalisi Besar, Ini Alasannya

Jokowi semakin terang-terangan menunjukkan dukungan kepada Prabowo Subianto.

Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kedua kanan), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri), Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (kiri), dan Plt Ketua Umum DPP PPP Muhamad Mardiono (kanan) memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahmi Ramadhan 1444 H DPP PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Ahad (2/4/2023). Acara tersebut turut dihadiri para ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintah seperti PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, dan PKB.
Foto:

Ketua DPP PDIP, Said Abdullah menilai baik wacana pembentukan koalisi besar yang digaungkan elite Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PAN, dan PPP. Menurutnya, koalisi besar tentu akan meringankan beban dalam menghadapi Pemilu 2024.

"Semakin baik dan semakin ringan beban kalau dipikul bersama, karena tantangannya ke depan juga tidak semakin ringan. Kan setiap periode, setiap pemimpin punya tantangan yang berbeda, bahwa akan melanjutkan," ujar Said di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Partai berlambang kepala banteng itu disebutnya pasti akan melakukan kerja sama dengan partai politik lain untuk menghadapi Pilpres 2024. Apalagi jika partai politik tersebut merupakan bagian koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

"PDIP sejak awal memang akan bergotong royong bersama-sama dengan kekuatan lain untuk bekerja sama. Baik dengan Golkar, baik dengan PPP, maupun PAN, maupun Gerindra, dan PKB, dengan Partai Amanat Nasional, semua partai," ujar Said.

Di samping itu, ia mengklarifikasi ketidakhadiran perwakilan PDIP dalam forum silaturahim yang digelar PAN dan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Jelasnya, Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani tengah berada di luar negeri.

"Kalau wacana koalisi besar ke permukaan ya baru hari ini, tapi di pikiran semua elite memang penting membuat sebuah koalisi untuk bersama-sama mengawal bangsa ini ke depan," ujar Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

Ia menegaskan, ketidakhadiran PDIP dikarenakan Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani tengah berada di luar negeri. Sehingga, ia merasa PDIP tak ditinggalkan dalam forum penggodokan koalisi besar itu.

"Tidak ada yang meninggalkan PDIP, karena faktanya PDIP diundang kok. Jadi jangan lah, bahasa-bahasa, kami itu selalu memandang itu dengan kacamata positif, pertemuannya positif," ujar Said.

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto mengatakan bahwa perlu adanya kajian terhadap wacana koalisi besar untuk Pilpres 2024. Sebab, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam merealisasikan wacana tersebut.

Ia sendiri tak dalam posisi mendukung atau menolak wacana koalisi besar tersebut. Sebab kewenangan terkait Pilpres 2024, sepenuhnya merupakan kewenangan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.

"Jadi kalau strateginya koalisi besar gimana Pak Pacul? Itu kan strategi mereka, analisis dulu dong tepat atau tidak. Coba tanya Pak Grand Master Utut Adrianto, ya toh. Bagaimana sewaktu waktu Anatoly Karpov dikalahkan., kan gitu," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/3/2023).

"Itu kan lagi-lagi pikiran strategi, itulah ruang dari para panglima tempur untuk mengabstraksikan di dalam pertemuan kayak apa jadinya," sambungnya.

 

photo
Pasang surut hubungan Nasdem dan PDIP - (Republika/berbagai sumber)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement