Rabu 19 Apr 2023 12:13 WIB

Tim Literasi Digital Ajak Pelaku BWM Manfaatkan Internet untuk Hal Produktif

Masyarakat bisa memanfaatkan ponsel untuk berjualan dan belajar mandiri online.

Literasi dan keuangan digital untuk pengelola bank wakaf mikro (BWM) di Kabupaten Lombok Tengah, NTB..
Foto: Dok Republika
Literasi dan keuangan digital untuk pengelola bank wakaf mikro (BWM) di Kabupaten Lombok Tengah, NTB..

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso menyampaikan, tugas yang dilakukan Kemenkominfo, salah satunya adalah menyediakan infrastruktur internet di berbagai daerah. Dengan kehadiran internet, masyarakat bisa memanfaatkan adanya hal tersebut untuk melakukan hal produktif.

"Seperti itu kira-kira yang bisa digalakkan Kemenkominfo. Sesudah infrastruktur terbangun, hal yang penting selanjutnya adalah memberikan literasi digital kepada

masyarakat sehingga kita bisa memanfaatkan smartphone untuk berjualan online dan belajar mandiri secara online," tutur Bambang di Aula Pondok Pesantren Al-Mansyuriah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin.

Tidak hanya itu, Bambang juga menyampaikan, pentingnya partisipasi masyarakat dalam menangkal peredaran berita bohong. “Kita tidak hanya dituntut kreatif, tetapi juga dapat memiliki skill untuk membedakan berita asli dan berita bohong. Oleh sebab itu, penting untuk saring sebelum sharing dalam kehidupan bermedia sosial," kata Bambang.

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, Baiq Mulianah memberikan apresiasi terhadap kolaborasi yang telah terselenggara antara UNU dan Kemenkominfo bersama OJK dalam memberikan edukasi mengenai literasi dan keuangan digital untuk pengelola bank wakaf mikro (BWM).

Dalam penyelenggaraan sosialisasi kali ini, nasabah BMW menyampaikan kepada Kemenkominfo untuk memberikan pendampingan pelatihan. Para perintis UMKM meminta diberi pelatihan mengenai optimalisasi penggunaan teknologi digital untuk memperluas jaringan marketplace, sehingga dapat meningkatkan penghasilan.

Anggota Pandu Digital Wilayah NTB, Lalu Muhammad Fauzan mengatakan, masyarakat pengguna internet dan media sosial perlu mendapatkan literasi digital. Fauzan mengatakan, seebenarnya setiap orang dapat berperan menjadi Pandu Digital, hal tersebut dapat dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu dalam tingkat rumah tangga.

"Menjadi seorang pandu digital berarti menjadi orang yang memahami penggunaan teknologi digital dan dapat menyebarkan ilmunya kepada orang lain, seperti bagaimana menghentikan hoax, disinfomasi, dan penipuan. Kemenkominfo berharap bahwa ibu-ibu bisa meningkatkan literasi digital paling tidak kepada anggota keluarganya," jelas Fauzan.

Dia menerangkan, pandu digital memiliki program untuk mendampingi masyarakat agar usaha yang dijalankan dapat berkembang. Untuk bisa berkembang, sambung dia, dibutuhkan upaya agar usaha tersebut lebih maju lagi.

"Salah satu fokus utama dari kampus UNU dan pandu digital adalah bagaimana agar usaha berjualan menggunakan teknologi digital semakin maju. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan marketplace dalam berjualan online," ungkap Fauzan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement