REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Lembaga pemeringkat global Fitch telah menurunkan prospek Mesir menjadi 'B' dari 'B+'. Prospek negara tetap negatif.
Menurut analis Peringkat Utama Fitch, Laure de Nervo, faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan peringkat adalah meningkatnya risiko pembiayaan eksternal negara karena persyaratan pembiayaan dan kondisi pembiayaan eksternal yang terbatas. "Ketidakpastian seputar kemampuan Mesir untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan eksternalnya telah meningkat, mencerminkan prospek akses pasar yang masih terbatas dan kurangnya kepercayaan pasar terhadap rezim nilai tukar baru Bank Sentral Mesir (CBE), yang telah menahan mata uang asing (FC) arus masuk," kata pernyataan itu dilansir Zawya, akhir pekan lalu.
Tindakan pemeringkatan juga mencerminkan "kemerosotan nyata metrik utang publik, termasuk penurunan baru dalam biaya/pendapatan bunga pemerintah, yang, jika tidak dibalik, akan membahayakan keberlanjutan utang jangka menengah," kata Fitch.
Moody juga telah memperingatkan tentang meningkatnya risiko keterjangkauan utang pemerintah dan profil keberlanjutan utang. Perekonomian Mesir telah terpukul oleh dampak dari perang Rusia-Ukraina. Tingkat inflasi nasional meningkat menjadi 32,7 persen pada Maret, menurut badan statistik Mesir, CAPMAS.