REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Shanghai Cooperation Organization (SCO) resmi memiliki anggota baru, yakni Iran. Bergabungnya Teheran dalam organisasi tersebut dipandang sebagai upaya untuk mengakhiri isolasi globalnya karena membangun hubungan lebih dekat dengan Rusia dan Cina.
Masuknya Iran ke SCO diumumkan Perdana Menteri India Narendra Modi saat memimpin KTT SCO yang digelar secara virtual, Selasa (4/7/2023). “Negara-negara baru yang bergabung menggarisbawahi pentingnya grup ini,” ujar Modi.
Sementara itu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Nasser Kanaani sangat menyambut aksesi negaranya ke SCO. Menurutnya, bergabungnya Iran akan meningkatkan pengaruh SCO sebagai organisasi regional penting yang anggotanya termasuk ekonomi terkuat di dunia.
Dia mengatakan, keanggotaan Iran di SCO akan dimanfaatkan untuk mempromosikan kerja sama perdagangan dan meningkatkan hubungan konstruktif di antara negara-negara anggota organisasi tersebut. Keputusan untuk mulai mengakui Iran sebagai anggota penuh SCO sebenarnya telah diumumkan sejak pertemuan Dewan Kepala Negara SCO ke-21 yang digelar di Dushanbe, Tajikistan, pada September 2021.
Pada November 2022, parlemen Iran menyetujui rancangan undang-undang tentang keanggotaan Iran di SCO. SCO adalah badan kerja sama politik, ekonomi, dan keamanan yang dibentuk pada 2001. Selain Rusia dan Cina, negara lain yang turut menginisiasi berdirinya organisasi tersebut adalah Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Pada 2018, India dan Pakistan turut bergabung dalam SCO.
Sebelum Iran resmi bergabung sebagai anggota, SCO memiliki empat negara pengamat, yakni Iran, Afghanistan, Belarus, dan Mongolia. Selain itu SCO mempunyai enam negara mitra dialog, yaitu Turki, Armenia, Azerbaijan, Kamboja, Nepal, dan Sri Lanka.