REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Ratusan orang tua siswa SDN 3 Pakemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, masih menunggu pencairan uang tabungan dari sekolah. Uang tabungan itu diduga dibawa oleh mantan kepala sekolah.
Karena tabungan tak kunjung cair, ada sejumlah orang tua yang mengalami kesusahan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya. Salah satu orang tua siswa SDN 3 Pakemitan, Euis (46 tahun), mengaku memiliki tabungan sekitar Rp 600 ribu di sekolah. “Itu buat biaya keperluan sekolah. Tadinya itu buat beli baju pramuka, buku tulis, dan sepatu,” kata dia, Selasa (25/7/2023).
Namun, uang tabungan anaknya itu tak bisa diambil. Karena itu, Euis mengaku mesti meminta bantuan kepada tetangganya yang memiliki buku pelajaran bekas. Buku akan digunakan anaknya yang baru naik ke kelas II. “Alhamdulillah, ada yang membantu,” ujar ibu empat anak itu.
Euis mengaku sengaja menabung di sekolah. Tabungan itu diniatkan untuk kebutuhan pendidikan anaknya ketika kenaikan kelas. Sebab, momen kenaikan kelas pasti membutuhkan biaya untuk pendidikan anak.
“Kan kenaikan perlu alat tulis dan keperluan lainnya. Apalagi, suami sudah meninggal. Sehari-hari tidak kerja (tetap). Uang (tabungan) itu sangat berharga,” kata Euis.
Orang tua siswa lainnya, Dodi Kurniadi, mengaku tabungan yang dititipkan ke sekolah mencapai jutaan rupiah. Awalnya, menurut dia, uang tabungan itu ditujukan untuk membiayai pendidikan anaknya yang baru lulus SDN 3 Pakemitan.
Karena uang tabungan itu tak bisa diambil, Dodi terpaksa harus meminjam uang kepada saudaranya. “Itu niatnya untuk melanjutkan anak ke pesantren. Jadi, harus pinjam ke saudara daripada anak tidak melanjutkan sekolah,” ujar dia.
Ratusan orang tua siswa SDN 3 Pakemitan sempat melakukan aksi di GOR Pakemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (22/7/2023). Aksi itu dilakukan tak lain untuk menuntut uang tabungan siswa dikembalikan.