REPUBLIKA.CO.ID, TALLINN -- Kecelakaan pesawat jet bisnis Embraer yang melibatkan kabar kematian pemimpin tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin menarik kecurigaan. Dia dikabarkan menjadi salah satu korban dari kecelakaan pesawat dalam perjalanan dari Moskow ke St. Petersburg pada Rabu (23/8/2023).
Menurut badan penerbangan sipil Rusia Rosaviatsia, insiden pesawat ini menewaskan 10 orang di dalamnya. Lembaga ini dengan cepat melaporkan, bahwa Prigozhin ada dalam manifes penerbangan tersebut. Menurut para pejabat yang dikutip oleh kantor berita milik pemerintah Rusia TASS, sebuah pesawat yang membawa tiga pilot dan tujuh penumpang jatuh hampir 300 kilometer di utara ibu kota.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden pun langsung memberikan respons tak lama setelah kecelakaan pesawat itu terjadi.
“Anda mungkin ingat, ketika saya ditanya tentang hal ini oleh Anda, saya berkata saya akan berhati-hati dengan apa yang saya kendarai. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi tetapi saya tidak terkejut,” kata Biden.
President Biden on the death of Wagner Group leader Yevgeny Prigozhin: "I said I would be careful of what I drink and what I rode in. I don't know for a fact what happened, but I'm not surprised." pic.twitter.com/2J8dS8nqe8
— CSPAN (@cspan) August 23, 2023
Beberapa minggu setelah pemberontakan bersenjata Wagner, Biden mengingatkan Prigozhin harus berhati-hati dengan hidupnya. Peringatan itu mengacu pada peristiwa-peristiwa keracunan yang dituduh dilakukan oleh Rusia untuk menargetkan musuh politik Putin.
“Jika saya jadi dia, saya akan berhati-hati dengan apa yang saya makan. Saya akan terus memperhatikan menu saya. Saya rasa tidak ada di antara kita yang tahu pasti bagaimana masa depan Prigozhin di Rusia," kata Biden saat itu.
Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah Putin berada di balik kecelakaan fatal tersebut tidak lama setelah berita tersebut tersiar, Biden menyatakan, tidak banyak hal yang terjadi di Rusia yang tidak diikuti oleh Putin. "Namun, saya tidak cukup tahu untuk mengetahui jawabannya," ujarnya.