Jumat 08 Sep 2023 19:42 WIB

Mau Berat Badan Ideal? Hindari Pilih Diet Ekstrem, Ini Dampak Buruknya

Menuju berat badan ideal sebaiknya tak dilakukan dengan diet ekstrem.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Diet ekstrem (ilustrasi).
Foto: Flickr
Diet ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berusaha mencapai berat badan ideal tidak ada salahnya. Namun untuk menuju ke sana sebaiknya tidak dengan diet yang ekstrem.

Pasalnya, studi terbaru menyebut diet ekstrem lebih banyak merugikan bagi tubuh. 

Studi digagas tim peneliti dari Nagoya University Graduate School of Medicine di Jepang. Mereka melaporkan bahwa diet ekstrem berupa pengurangan atau penambahan asupan karbohidrat dan lemak secara berlebihan dapat memengaruhi harapan hidup jangka panjang. 



Baca Juga

Para peneliti mengukur asupan karbohidrat, lemak, dan energi harian lebih dari 80.000 orang selama sembilan tahun. Mereka menemukan bahwa pola makan tinggi atau rendah karbohidrat dan lemak meningkatkan risiko kematian akibat semua penyebab dan kematian terkait kanker. 



Temuan studi sudah diterbitkan di The Journal of Nutrition. Dikutip dari laman Women's Health, Jumat (8/9/2023), dampak itu terutama dijumpai pada peserta perempuan. Pola makan rendah karbohidrat dikaitkan dengan tingginya kasus penyakit kardiovaskular. 



Definisi rendah yakni kurang dari 50 persen kalori yang berasal dari karbohidrat, atau kurang dari 250 gram karbohidrat bagi yang mengonsumsi 2.000 kalori sehari. Sebaliknya, pola makan tinggi karbohidrat pun tidak baik, karena memberi efek buruk lain.



Pola makan tinggi karbohidrat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian terkait kanker dan dengan semua penyebab. Definisi tinggi yakni lebih dari 65 persen asupan kalori berasal dari makronutrien, atau 325 gram karbohidrat dari pola makan 2000 kalori. 

Sementara, diet rendah lemak dikaitkan dengan kualitas kesehatan di masa tua yang lebih buruk.

Para peneliti mengatakan hal ini menunjukkan pengurangan drastis kelompok makanan tertentu pada lelaki maupun perempuan berdampak buruk pada kesehatan. 

"Penelitian ini sangat penting karena menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dan rendah lemak mungkin bukan strategi yang paling sehat untuk mendorong umur panjang, karena manfaat jangka pendeknya berpotensi lebih besar daripada risiko jangka panjangnya," kata peneliti utama studi, Takashi Tamura. 



Membatasi kelompok makanan tertentu kini menjadi cara populer untuk menurunkan berat badan. Para pakar kesehatan khawatir dengan maraknya diet ekstrem seperti diet keto.

Studi terbaru yang digagas Tamura menyarankan lebih berhati-hati menyeimbangkan pola makan. Pilihan terbaik adalah mendapatkan energi dari berbagai makanan dan makronutrien. 


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement