REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sebanyak 243 mahasiswa mengikuti seleksi wawancara untuk mendapatkan beasiswa pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berlangsung di Gedung Akademik Rektorat Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi.
Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan UNI STS Jambi Nazori di Jambi, Kamis, mengatakan tujuan wawancara agar pemberian beasiswa tidak salah sasaran.
"Kami tidak mau ada mahasiswa yang seharusnya tidak layak dapat beasiswa tetapi mereka dapat, makanya dibuatlah wawancara seperti ini, supaya kita tidak disalahkan oleh negara," katanya.
Besarnya nilai beasiswa KIP yang diberikan kepada setiap mahasiswa UIN STS Jambi nanti sebesar Rp6,6 juta per semester.
Sementara itu Novi seorang mahasiswa yang ikut seleksi wawancara penerima bantuan beasiswa KIP itu mengatakan, dirinya bersama para mahasiswa lainnya telah mendaftarkan diri sebagai peserta penerima KIP melalui online pada tahun lalu dan kini mereka mengikuti seleksi wawancara di Gedung Akademik Rektorat Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Wawancara itu dilakukan di tiga ruangan, di mana dalam satu ruangan sekitar 50 mahasiswa bergiliran diwawancarai oleh tim Kemahasiswaan UIN STS Jambi.
Beasiswa KIP kuliah ini merupakan beasiswa pengganti angkatan 2019 yang telah wisuda dan diberikan kepada angkatan 2020.
Beasiswa KIP-K pengganti ini diberikan hanya dua semester dan memang dikhususkan untuk semester tujuh hingga semester delapan.
Kuota yang diberikan negara kepada mahasiswa semester tujuh sekitar 70 mahasiswa dengan jumlah beasiswa yang diterima setiap mahasiswa sebesar Rp6,6 Juta per semester dengan kriteria mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ini yaitu mahasiswa tersebut sudah mendaftar KIP-K online dan offline pada tahun 2020.
Sedangkan Ilham salah satu mahasiswa lainnya yang juga mengikuti tahapan seleksi beasiswa KIP di kampusnya itu mengatakan dirinya telah memenuhi syarat dan berharap ajang seleksi dapat transparan dan adil dalam menilai serta menyeleksi, kemudian mahasiswa tersebut juga tidak dalam kondisi menerima beasiswa dari program lainnya pada saat mendaftar lalu.
"Lewat wawancara ini mahasiswa berharap beasiswa bisa tepat sasaran supaya sampai kepada mahasiswa yang benar-benar membutuhkan," katanya.