Sebanyak 25 warga negara Thailand termasuk di antara 240 orang yang disandera oleh Hamas selama gelombang serangan lintas batas ke Israel bulan lalu. Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengkonfirmasi, beberapa sandera asal Thailand yang ditahan di Jalur Gaza telah dibebaskan pada Jumat, selain sandera yang dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
“Hamas juga memberi isyarat untuk membebaskan beberapa orang asing asal Thailand,” kata sumber yang dekat dengan kelompok tersebut.
Menurut seorang pejabat yang mengetahui pembicaraan tersebut, para sandera Thailand dibebaskan dalam perjanjian terpisah yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan Hamas. Mereka semuanya laki-laki dan tidak tercakup dalam perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang berkaitan dengan perempuan dan anak-anak.
Jalur negosiasi terpisah dibuka ketika menteri luar negeri Thailand mengunjungi Qatar pada 31 Oktober. Upaya ini menghasilkan kesepakatan khusus dengan Hamas untuk membebaskan warga Thailand.
Mesir bersiap menerima sejumlah sandera Israel yang akan dibebaskan oleh Hamas. Layanan Informasi Negara Mesir (SIS) menyatakan, upaya ini sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera yang disepakati dengan Israel di bawah mediasi Qatar dan Mesir.
“Upaya mediasi Mesir telah menghasilkan pembebasan 12 sandera asal Thailand dan 13 warga Israel, termasuk perempuan dan anak-anak, yang ditahan oleh Hamas,” kata kantor media pemerintah.