Jumat 01 Dec 2023 16:55 WIB

AS Ingatkan Israel Agar tak Ulangi Pembantaian Warga Sipil di Gaza Selatan

Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza.
Foto: AP
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengingatkan pasukan Israel agar kematian penduduk sipil dalam skala besar di Jalur Gaza utara tidak terulang di wilayah selatan. Hal itu disampaikan Blinken setelah dia melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Kami membahas rincian perencanaan Israel yang sedang berlangsung dan saya menggarisbawahi pentingnya, bagi AS bahwa hilangnya banyak nyawa warga sipil dan pengungsian dalam skala besar seperti yang kita lihat di Gaza Utara tidak terulang di Gaza Selatan,” kata Blinken dalam konferensi pers, Kamis (30/11/2023), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Dia menambahkan bahwa pasukan Israel harus menghindari penargetan terhadap infrastruktur penting, seperti rumah sakit, pembangkit listrik, dan fasilitas air. Blinken menekankan bahwa Israel telah menyetujui permintaan AS agar mereka merumuskan strategi yang mengutamakan perlindungan warga sipil.

Selain itu, Blinken mengingatkan Israel bahwa warga sipil yang mengungsi dari Gaza selatan harus diberikan pilihan untuk kembali ke utara segera setelah kondisinya memungkinkan. Pernyataan Blinken tampaknya menjadi penanda bahwa Israel akan segera meluncurkan lagi operasi militernya di Gaza. 

Blinken kembali mengunjungi Israel pada Kamis kemarin. Itu merupakan lawatannya yang ketiga ke Tel Aviv sejak pecahnya pertempuran di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Kunjungan terbaru Blinken disebut bertujuan mengupayakan perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Blinken dilaporkan akan turut berkunjung ke Tepi Barat dan menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Pada Kamis lalu, Israel dan Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata selama satu hari. Kedua belah pihak sudah memberlakukan penghentian sementara pertempuran sejak 24 November 2023. Mereka pun melakukan pertukaran sandera dengan tahanan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Hingga Kamis kemarin, Hamas telah membebaskan 70 warga Israel yang mereka sandera sejak 7 Oktober 2023. Mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, Hamas juga membebaskan setidaknya 24 warga asing, kebanyakan berasal dari Thailand.

Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023, Hamas disebut menculik lebih dari 240 orang, kemudian membawa mereka ke Gaza. Sandera-sandera tersebut sudah dibebaskan secara berangsur dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Sejak 24 November 2023, Israel telah membebaskan 210 warga Palestina yang sebelumnya mendekam di penjara. Mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Sementara itu, sejauh ini jumlah warga Gaza yang telah terbunuh akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menembus 15 ribu jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sedangkan, korban luka mencapai 33 ribu orang. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement