REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan program sinergi bersama, pelatihan Santripreneur dalam upaya memberdayakan kemandirian para santri dalam berwirausaha. Pelatihan program Santripreneur dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting, Senin (11/12).
Hadir dalam acara tersebut Direktur Pendayagunaan BAZNAS Eka Budi Sulistyo, Ketua Umum POROZ Bukhori Muslim, serta Direktur Eksekutif POROZ Amin Sudarsono. Dalam sambutannya Bukhori Muslim menekankan bahwa program Santripreneur ini diadakan untuk para santri agar bisa berwirausaha.
“POROZ dan BAZNAS memiliki program Santripreneur ini untuk memberdayakan umat, bagi (para santri) yang punya usaha agar lebih berkembang dan baik,” ujar Bukhori Muslim dalam sambutannya.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan BAZNAS Eka Budi Sulistyo menyampaikan bahwa bantuan dari program Santripreneur harus dimanfaatkan dengan baik dan benar oleh para peserta. Karena, bantuan yang diberikan merupakan dana hasil zakat.
Direktur Eksekutif POROZ, Amin Sudarsono, menekankan bahwa program ini adalah kesempatan berharga bagi para peserta yang telah terpilih. Terlebih lagi akan ada pendampingan dan evaluasi pengembangan usaha.
Menurut Amin, selain untuk kemandirian santri, program ini adalah wujud sinergi keumatan.
“Peserta akan menjadi duta POROZ, dimana mereka harus sowan ke Kemenag, Baznas, dan seluruh Ormas Islam di daerahnya masing-masing di sela usahanya,” ujar Amin.
Pelatihan pada program Santripreneur meliputi empat materi. Mulai dari materi Pelatihan Motivasi Mengembangkan Jiwa Entrepreneurship, Digital Marketing, Bisnis Model Cavas, dan Literasi Keuangan.
Pelatihan santripreneur tahap pertama ini diikuti oleh 98 orang yang berasal dari rekomendasi LAZ Ormas Islam. Sebaran peserta berasal dari Pulau Jawa, Sulawesi, Aceh, Kalimantan dan Maluku. Nantinya, POROZ akan mengadakan kembali program santripreneur tahap dua dalam bentuk kompetisi.