Sabtu 23 Dec 2023 12:50 WIB

Pakar Ungkap Asal-usul Etnis Rohingya dan Alasan Pengusiran Mereka dari Myanmar

Indonesia menjadi salah satu negara tujuan favorit etnis Rohingya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Pengungsi Rohingya (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pengungsi Rohingya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar hubungan internasional Universitas Airlangga (Unair) Baiq LS W Wardhani menjelaskan asal usul etnis Rohingya dan alasan mereka terus mendapatkan pengusiran dari Myanmar. Baiq menjelaskan, awal mula kedatangan etnis Rohingya di Bhurma, Myanmar, lantaran dibawa para tentara Inggris yang saat itu sedang menjajah Myanmar.

Etnis Rohingya datang untuk membantu Inggris, yang akhirnya membuat rakyat Myanmar tidak bersimpati terhadap etnis tersebut. Selain itu, lanjut Baiq, etnis Rohingya juga berupaya mendirikan suatu negara di tanah Arakan, Myanmar. Hal tersebut memicu kekhawatiran pemerintah Myanmar akan adanya gerakan separatis.

"Orang-orang Rohingya ini, harusnya mereka sebagai pendatang respect kepada orang Bhurma asli. Sebagian dari mereka itu memberontak ke pemerintah Myanmar. Makanya pemerintah Myanmar dengan militernya tetap menggilas para pemberontak itu," kata Baiq, Sabtu (23/12/2023).

Akibat mendapat mengusiran, etnis Rohingya itu pun berbondong-bondong melarikan diri ke berbagai negara wilayah di Asia, terutama ASEAN. Indonesia menjadi salah satu negara tujuan favorit mereka. Gelombang tinggi kedatangan para pengungsi seolah-olah menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

Belum lama ini, Wakil Presiden Maruf Amin membuka peluang pengungsi sementara waktu diungsikan ke salah satu pulau di Sumatera, yakni pulau Galang. Baiq merasa itu dapat dijadikan sebagai solusi yang membantu. Karena, terkumpulnya para pengungsi pada satu titik akan memudahkan pemerintah untuk mengontrol pergerakannya.

"Memang, saya kira itu solusi yang membantu. Cuma, apakah itu keputusan yang tepat? Saya kira perlu dikaji ulang. Kenapa kok dipilih pulau di Kepulauan Riau? Kenapa kok nggak di tempat lain? Apa alasannya?" ujar Baiq.

Apalagi, banyak beredar potret para pengungsi yang melanggar norma sosial di Aceh. Kejadian tersebut turut membuat resah masyarakat setempat. Menurut Baiq, memberikan satu tempat kepada para pengungsi pun mengurangi risiko adanya konflik dengan warga lokal.

"Kalau mereka tidak ditampung ke tempat lain, itu akan sulit untuk kita. Mereka bisa macam-macam, bisa menimbulkan chaos dan menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan masyarakat lokal," ucap Baiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement