Rabu 03 Jan 2024 15:10 WIB

Ekonom: Rupiah Terapresiasi 1,11 Persen pada 2023

BI menyatakan penguatan nilai tukar rupiah seiring kebijakan moneter.

Red: Fuji Pratiwi
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan untuk keseluruhan 2023, rupiah terapresiasi sebesar 1,11 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

"Rupiah berhasil terapresiasi sebesar 1,11 persen (yoy) pada 2023," kata Josua dilansir ANTARA di Jakarta, Rabu (3/1/2024).

Baca Juga

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 6,16 persen (yoy) di 2023, terutama didorong oleh sentimen risk-on dari pasar global dalam dua bulan terakhir. Sejak awal 2023 sampai dengan 28 Desember 2023, total modal asing masuk bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 80,45 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 52,81 triliun. Sementara, modal asing keluar bersih di pasar saham tercatat sebesar Rp 10,74 triliun.

Pada separuh pertama 2023, rupiah terapresiasi hingga tercatat di bawah level Rp 15.000 per dolar AS. Namun, ketika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memberikan sinyal higher for longer di awal semester kedua, tren rupiah berbalik pada kuartal III 2023.