REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menjelang Pemilu 2024, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab dipanggil Gus Yaqut menyampaikan dua pesan khusus kepada keluarga besar Kementerian Agama (Kemenag). Hal ini disampaikan Gus Yaqut dalam acara Meet and Brief di JCC, Senayan, Jakarta yang dihadiri tidak kurang dari 4.000 ASN Kemenag.
Pertama, Gus Yaqut meminta setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag untuk menjadi perekat masyarakat dan aktif menjaga kondusivitas lingkungan masing-masing. Menurut dia, ASN Kemenag harus menjaga agar tempat ibadah dan lembaga pendidikan binaan Kemenag tidak dijadikan sebagai ajang politisasi agama dan provokasi politik.
“Kedua, setiap ASN Kementerian Agama saya minta tetap bekerja optimal melayani umat beragama, dan jangan beri celah kepada pihak-pihak tertentu mendiskreditkan kita dan mengambil keuntungan politik pada masa kampanye ini akibat keteledoran atau kelalaian kita,” ujar Gus Yaqut dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/1/2024).
Dalam acara tersebut, Gus Yaqut juga mengingatkan jajarannya dengan salah satu pesan tokoh NU yang pernah menjadi Menteri Agama, KH Abdul Wahid Hasyim, bahwa model Kemenag ini pada hakikatnya adalah jalan tengah antara teori memisahkan agama dari negara dan teori persatuan agama dan negara.
“Indonesia bukanlah negara sekuler, bukan pula negara agama. Di Indonesia, agama menjadi inspirasi bagi negara. Ini selaras dengan statemen pertama saya setelah diamanahi Presiden sebagai menteri, jadikan agama sebagai inspirasi, bukan aspirasi,” ucap Gus Yaqut.
Lalu, dia pun mengenang awal dirinya mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menakodai Kemenag. Di awal-awal menjabat sebagai Menag, Gus Yaqut mencoba untuk mengenali dan mengidentifikasi sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan di Kemenag.
Saat itu, Gus Yaqut mendapati bahwa kementerian ini memiliki satuan kerja (satker) dan ASN yang sangat besar dengan jenis layanan yang luas. Namun, saat itu masyarakat dan ASN nya dipusingkan dengan ratusan aplikasi yang tidak terintegrasi.
Pada awal bekerja, Gus Yaqut juga mendapati kementerian ini membina puluhan ribu guru yang belum bergelar sarjana. Selain itu, ada 50 ribu KUA yang mayoritas kondisi kantornya kurang memadai.
“Saya melihat, pada awal bertugas sebagai Menteri Agama, jika masalah kementerian ini dihamparkan di meja, maka tidak tampak ujung tepinya,” ucap Gus Yaqut.
Apapun kondisinya, identifikasi masalah yang didapat menjadi arah bagi Gus Yaqut untuk menyelesaikannya. Tiga tahun berselang, hal itu mulai tampak terselesaikan. “Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, setelah kerja keras kita bersama, masalah-masalah di Kementerian Agama mulai terurai,” kata Gus Yaqut.
Beberapa capaian itu, di antaranya adalah pembuatan Aplikasi PUSAKA. Superapps ini mengintegrasikan berbagai aplikasi yang selama berjalan hingga ada dalam satu genggaman. “Ini menjawab kebutuhan masyarakat dan internal ASN atas layanan kementerian yang cepat, mudah, murah, pasti, dan akuntabel,” jelas dia.
Kedua, pendirian Cyber Islamic University. Kampus ini didirikan untuk memberikan akses kepada para guru yang belum bergelar sarjana tadi, dan siapa pun yang ingin belajar di perguruan tinggi secara online.
Sampai saat ini, sudah ada 3.339 mahasiswa yang menempuh pendidikan di kampus siber tersebut, yang mayoritasnya adalah guru. Mereka telah mendapatkan beasiswa S1 di Cyber Islamic University, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Ketiga, sekarang ini sudah ada 1.000 lebih KUA yangtelah direvitalisasi. “Bukan hanya bangunan kantornya yang direnovasi, tetapi SDM dan SOP layanan KUA ditingkatkan kualitasnya,” kata Gus Yaqut.
Keempat, lebih dari 2.000 pesantren sudah menerima program Kemandirian Pesantren. Saat ini sedang dikembangkan agar terbentuk ekosistem bisnis pesantren yang kuat di masa depan. Kelima, Candi Borobudur dan Candi Prambanan telah menjadi pusat ziarah dan ibadah dunia bagi umat Buddha dan umat Hindu.
“Keenam, tingkat kepuasan jemaah pada dua tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji juga masuk kategori Sangat Memuaskan,” jelas Gus Yaqut.
Beragam capaian lainnya, Sertifikasi Halal melampaui target, prestasi di bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan banyak ditorehkan, serta Indeks Kerukunan Umat Beragama mengalami kenaikan. Berbagai legacy Kementerian Agama juga diwujudkan, misalnya berdirinya Puspenkom, serta penerbitan Kitab Suci Braille dan Bahasa Isyarat.
“Setelah menunggu 12 tahun, 98.972 guru akhirnya menerima SK Inpassing. Dan insya Allah, segera terealisasi kenaikan Tukin menjadi 80 persen bagi ASN Kementerian Agama,” ujar Gus Yaqut.
“Untuk pertama kalinya, Kementerian Agama di 2023 juga ditetapkan sebagai Badan Publik Informatif. Ini milestone luar biasa. Kita pertahanankan dan tingkatkan. Keterbukaan informasi adalah amanat UU,” jelas Gus Yaqut.
Dia pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Kemenag yang telah bekerja keras mewujudkan misi bersama melayani umat beragama sebaik-baiknya. Menurut dia, capaian ini telah mendapat puluhan apresiasi dan penghargaan dari berbagai instansi dan lembaga.
“Meski begitu, kita jangan berpuas diri. Keberhasilan yang kita raih harus menjadi motivasi untuk mengabdi lebih baik lagi,” ujar Gus Yaqut.
Pada 2024 ini, tambah dia, masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan, terutama program-program prioritas dan legacy. Karena itu, dia mengajak seluruh jajaran Kemenag untuk tetap semangat, tetap bekerja keras, terus meningkatkan kualitas diri dan pelayanan, serta selalu mencari terobosan dan inovasi dalam pelayanan kepada masyarakat.
“Mari memperkuat Kementerian Agama sebagai satu kesatuan institusi dari pusat hingga daerah yang performanya bisa menjadi teladan bagi K/L dan institusi lainnya,” kata Gus Yaqut.