Selasa 09 Apr 2024 10:26 WIB

Sebelum Tutup Usia, Babe Cabita Idap Anemia Aplastik, Apa Itu?

Anemia aplastik merupakan kelainan darah langka dan mengancam jiwa.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Komedian Babe Cabita. Babe Cabita dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024).
Foto: Dok. Instagram/@babecabiita
Komedian Babe Cabita. Babe Cabita dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka datang dari industri hiburan Indonesia. Sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, komedian Babe Cabita tutup usia, tepatnya pada Selasa (9/4/2024) pagi. Terungkap bahwa Babe sebelumnya berjuang melawan penyakit anemia aplastik.

Seluk-beluk tentang anemia aplastik dipaparkan di situs resmi badan amal The Aplastic Anaemia Trust. Anemia aplastik merupakan kelainan darah langka dan mengancam jiwa yang disebabkan oleh tidak optimalnya fungsi sumsum tulang. 

Baca Juga

Anemia selama ini dikenal sebagai kondisi kurang darah. Sementara, kata 'aplastik' bermakna ketidakmampuan tubuh membuat sel-sel baru, sehingga jaringan tidak dapat tumbuh atau beregenerasi. Hal itu karena pada pengidap anemia aplastik, sumsum tulang gagal memproduksi tiga jenis sel darah dalam jumlah yang cukup, yakni sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 

Padahal, ketiganya memiliki fungsi yang amat krusial dan saling melengkapi. Sel darah merah sangat penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah putih membantu tubuh melawan infeksi dan kuman. Trombosit bertanggung jawab untuk menghentikan pendarahan dan memar.

Siapa saja yang bisa terkena anemia aplastik? Penyakit anemia aplastik dapat menyerang siapa saja dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada usia muda (10 hingga 20 tahun) dan lanjut usia (60 tahun ke atas). 

Di Inggris, diperkirakan ada 100 sampai 150 orang yang didiagnosis mengidap anemia aplastik setiap tahunnya, atau sekitar dua orang untuk setiap sejuta penduduk. Angka kejadian pasti penyakit langka ini belum diketahui dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Sistem kekebalan tubuh memainkan peranan dalam anemia aplastik. Pada banyak kasus, kerusakan sel induk disebabkan oleh reaksi autoimun. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan infeksi dan kuman, berbalik menyerang sumsum tulang. Fungsi sumsum tulang pun mulai melambat dan produksi semua sel darah berkurang.

Gejala anemia aplastik yang paling umum adalah rasa lelah, sesak napas, sakit kepala, dan terkadang nyeri dada akibat berkurangnya sel darah merah. Kurangnya sel darah putih dapat menyebabkan infeksi, seperti infeksi sinus atau tenggorokan dan dada.

Selain itu, trombosit yang rendah menyebabkan kecenderungan mudah berdarah, misalnya dari hidung atau gusi, dapat menyebabkan memar yang tidak diketahui penyebabnya. Bisa juga terjadi lepuh darah di mulut, hingga pendarahan serius di otak atau di usus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement