Sabtu 27 Apr 2024 12:50 WIB

Ratusan “Laba-laba Hitam” Terlihat di Kota Inca Misterius di Mars 

Laba-laba itu menunjukkan letusan musiman gas karbon dioksida di Mars.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Formasi Kota Inca di Mars (kiri) dipenuhi dengan gundukan
Foto: Live Science/ESA
Formasi Kota Inca di Mars (kiri) dipenuhi dengan gundukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gambar baru Badan Antariksa Eropa (ESA) memperlihatkan tentang “laba-laba” Planet Mars. Laba-laba ini sebenarnya menunjukkan letusan musiman gas karbon dioksida di Mars.  

Formasi gelap dan lemah terlihat dalam formasi yang dikenal sebagai Kota Inca di wilayah kutub selatan Mars. Gambar yang diambil oleh pengorbit Mars Express milik ESA dan ExoMars Trace Gas orbiter menunjukkan kumpulan titik gelap yang tampak memiliki kaki kecil, tidak seperti bayi laba-laba berkerumun. 

Baca Juga

Dilansir Livescience, Sabtu (27/4/2024), formasi-formasi tersebut sebenarnya adalah saluran-saluran gas berukuran lebar 45 meter hingga 1 kilometer. Mereka berasal ketika cuaca mulai menghangat di belahan bumi selatan selama musim semi di Mars, mencairkan lapisan es karbon dioksida. Kehangatan menyebabkan lapisan-lapisan es terbawah berubah menjadi gas, atau menyublim. 

Saat gas mengembang dan naik, ia meledak keluar dari lapisan-lapisan es di atasnya membawa serta debu berwarna gelap dari permukaan padat. Debu geyser keluar dari es sebelum turun ke lapisan atas, menciptakan pola retakan seperti laba-laba yang terlihat di sini. Menurut ESA, Di beberapa tempat, geyser meledak melalui es setebal satu meter. 

Kota Inca juga dikenal sebagai Angustus Labyrinthus. Dinamakan demikian karena garis punggung bukitnya yang linier dan mirip reruntuhan, yang pernah dianggap sebagai bukit-bukit pasir yang membatu atau mungkin sisa-sisaan gletser Mars kuno, yang mungkin meninggalkan dinding sedimen yang tinggi saat gletser tersebut menyusul. 

Namun pada 2002, Mars Orbiter mengungkapkan bahwa Kota Inca adalah bagian dari ciri melingkar yang lebarnya kira-kira 86 km. Ciri ini mungkin merupakan kawah benturan tua. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa punggung bukit geometris mungkin merupakan intrusi magma yang baik melalui kerak Mars yang retak dan panas setelah dihantam oleh batuan luar angkasa yang memberontak. Kawah tersebut kemudian terisi dengan sedimen, yang kemudian terkikis, sehingga sebagian memperlihatkan formasi-formasi  magma yang mengingatkan kita pada reruntuhan kuno. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement